Palu (ANTARA) - Dua pasangan calon gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Pilkada 2020 Hidayat Lamakarate-Bartholameus, dan pasangan Rusdy Mastura-Ma'mun Amir berjanji memajukan sektor pariwisata dan menumbuhkan ekonomi kreatif di daerah ini, jika terpilih menjadi gubernur pada 9 Desember 2020.
"Kalau saya jadi gubernur, saya akan undang konsultan besar yang ahli di bidang pariwisata," kata calon gubernur nomor urut 2 Rusdy Mastura menjawab pertanyaan moderator debat publik putaran ketiga, di Palu, Kamis malam.
Mantan Wali Kota Palu dua periode itu, mengatakan jika dirinya terpilih jadi gubernur, dia akan menggagas festival segitiga karang (coral triangle) dunia dengan menggandeng provinsi sekitar yang juga memiliki wisata terumbu karang, seperti Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja Ampat di Papua.
Rusdy mengatakan koral dunia salah satunya ada di Kabupaten Tojo Unauna yang selama ini telah dikenal luas.
Namun, kata dia, hal itu tidak bisa berkembang jika tidak menghubungkan jalur wisata dengan daerah lainnya, seperti Wakatobi dan Raja Ampat.
"Surganya koral dunia ada di Tojo Unauna, kita hubungkan jalur wisata dengan Sambori, Wakatobi, Raja Ampat, baru kemudian ke Sulteng," katanya.
Rusdy mengakui potensi pariwisata di Sulawesi Tengah sangat besar terutama potensi alam, seperti Pulau Pasoso di Donggala dan Pulau Sombori di Morowali, dan jejeran pulau-pulau lainnya di Kepulauan Tojo Unauna.
Rusdy mengatakan selain mendatangkan konsultan ahli di bidang pariwisata, pemerintah daerah juga harus membangun akses transportasi sehingga memudahkan tempat-tempat wisata dikunjungi wisatawan.
"Ke depan saya ingin juga ada wisata ilmu pengetahuan di Walea. Kita ingin Walea jadi pusat penelitian," katanya pula.
Rusdy mengatakan pembangunan pariwisata juga harus terkoneksi dengan pariwisata di daerah lainnya, sehingga wisatawan memiliki agenda wisata yang terencana dan terkoneksi antarsatu daerah dengan daerah lainnya.
Dia mengatakan menjadi keharusan bagi pemerintah ke depan untuk menghubungkan pariwisata di Sulawesi Tengah dengan daerah-daerah lainnya di wilayah barat dan timur Indonesia.
"Kita bikin festival segitiga koral dunia yang terkoneksi," katanya lagi.
Guna mendukung hal itu, kata Rusdy, perlu didukung teknologi informasi dan biro perjalanan.
Dia percaya, dengan kekuatan teknologi informasi, Sulawesi Tengah bisa menjadi daerah pariwisata besar. "Kendati kita harus bayar konsultan, daripada kita punya kepala dinas yang tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Sedangkan calon gubernur Hidayat mengakui pentingnya konektivitas antarpariwisata dan industri kepariwisataan.
Mantan Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah itu mengakui daerahnya baru sebatas memiliki potensi pariwisata yang besar, tetapi belum memiliki daya ungkit sehingga menyebabkan ikutan industri pariwisata belum tumbuh.
Menurut Hidayat, untuk memajukan pariwisata di Sulawesi Tengah, maka kemasan pariwisata harus dimaksimalkan.
"Kedua bagaimana kita mengkonekkan semua link-link pariwisata yang ada di Indonesia ini, dan mengkonekkan program pariwsata nasional dan dunia," katanya pula.
Hal itu, kata dia, perlu didorong agar Sulawesi Tengah menjadi industri wisata yang nantinya akan membawa dampak terhadap ekonomi di sektor pariwisata.
"Akan lahir UKM-UKM yang dikembangkan oleh masyarakat, sehingga mereka memiliki pendapatan secara ekonomi yang ada di sekitarnya," katanya lagi.
Hidayat mengakui kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tengah mengalami fluktuasi, karena tidak ada sesuatu yang membuat masyarakat datang mengunjungi daerah tersebut.
Dia mengatakan ke depan salah satu yang harus dibangun adalah mempersiapkan mental masyarakat untuk menjadi daerah tujuan wisata serta mempersiapkan diri masyarakat menjadi pelaku usaha kepariwisataan.
"Kalau saya jadi gubernur, saya akan undang konsultan besar yang ahli di bidang pariwisata," kata calon gubernur nomor urut 2 Rusdy Mastura menjawab pertanyaan moderator debat publik putaran ketiga, di Palu, Kamis malam.
Mantan Wali Kota Palu dua periode itu, mengatakan jika dirinya terpilih jadi gubernur, dia akan menggagas festival segitiga karang (coral triangle) dunia dengan menggandeng provinsi sekitar yang juga memiliki wisata terumbu karang, seperti Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja Ampat di Papua.
Rusdy mengatakan koral dunia salah satunya ada di Kabupaten Tojo Unauna yang selama ini telah dikenal luas.
Namun, kata dia, hal itu tidak bisa berkembang jika tidak menghubungkan jalur wisata dengan daerah lainnya, seperti Wakatobi dan Raja Ampat.
"Surganya koral dunia ada di Tojo Unauna, kita hubungkan jalur wisata dengan Sambori, Wakatobi, Raja Ampat, baru kemudian ke Sulteng," katanya.
Rusdy mengakui potensi pariwisata di Sulawesi Tengah sangat besar terutama potensi alam, seperti Pulau Pasoso di Donggala dan Pulau Sombori di Morowali, dan jejeran pulau-pulau lainnya di Kepulauan Tojo Unauna.
Rusdy mengatakan selain mendatangkan konsultan ahli di bidang pariwisata, pemerintah daerah juga harus membangun akses transportasi sehingga memudahkan tempat-tempat wisata dikunjungi wisatawan.
"Ke depan saya ingin juga ada wisata ilmu pengetahuan di Walea. Kita ingin Walea jadi pusat penelitian," katanya pula.
Rusdy mengatakan pembangunan pariwisata juga harus terkoneksi dengan pariwisata di daerah lainnya, sehingga wisatawan memiliki agenda wisata yang terencana dan terkoneksi antarsatu daerah dengan daerah lainnya.
Dia mengatakan menjadi keharusan bagi pemerintah ke depan untuk menghubungkan pariwisata di Sulawesi Tengah dengan daerah-daerah lainnya di wilayah barat dan timur Indonesia.
"Kita bikin festival segitiga koral dunia yang terkoneksi," katanya lagi.
Guna mendukung hal itu, kata Rusdy, perlu didukung teknologi informasi dan biro perjalanan.
Dia percaya, dengan kekuatan teknologi informasi, Sulawesi Tengah bisa menjadi daerah pariwisata besar. "Kendati kita harus bayar konsultan, daripada kita punya kepala dinas yang tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Sedangkan calon gubernur Hidayat mengakui pentingnya konektivitas antarpariwisata dan industri kepariwisataan.
Mantan Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah itu mengakui daerahnya baru sebatas memiliki potensi pariwisata yang besar, tetapi belum memiliki daya ungkit sehingga menyebabkan ikutan industri pariwisata belum tumbuh.
Menurut Hidayat, untuk memajukan pariwisata di Sulawesi Tengah, maka kemasan pariwisata harus dimaksimalkan.
"Kedua bagaimana kita mengkonekkan semua link-link pariwisata yang ada di Indonesia ini, dan mengkonekkan program pariwsata nasional dan dunia," katanya pula.
Hal itu, kata dia, perlu didorong agar Sulawesi Tengah menjadi industri wisata yang nantinya akan membawa dampak terhadap ekonomi di sektor pariwisata.
"Akan lahir UKM-UKM yang dikembangkan oleh masyarakat, sehingga mereka memiliki pendapatan secara ekonomi yang ada di sekitarnya," katanya lagi.
Hidayat mengakui kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tengah mengalami fluktuasi, karena tidak ada sesuatu yang membuat masyarakat datang mengunjungi daerah tersebut.
Dia mengatakan ke depan salah satu yang harus dibangun adalah mempersiapkan mental masyarakat untuk menjadi daerah tujuan wisata serta mempersiapkan diri masyarakat menjadi pelaku usaha kepariwisataan.