Palu (ANTARA) - Para penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 di Kota Palu antusias menggunakan hak pilihnya pada pemilihan wali kota dan wakil wali kota Palu serta gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah, Rabu pagi.

Penyintas bencana yang tinggal di kawasan hunian tetap Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, tampak semangat mendatangi TPS 16 yang merupakan satu-satunya TPS yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palu di kawasan yang berdiri sekitar 1.000 unit huntap.

"Meskipun kehilangan rumah dan masih berduka, saya tetap memilih karena itu merupakan hak dan saya sebagai warga negara untuk memilih," kata Norma, seorang warga usai mencoblos.

Menurutnya menggunakan hak pilih merupakan suatu kewajiban apalagi diadakan sekali dalam lima tahun dan satu suara menentukan nasib warga di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah lima tahun nanti.

"Apalagi kami yang menjadi korban bencana 2018 yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda. Jangan karena menjadi korban bencana lantas tidak memilih," ujarnya.

Penyintas lainnya, Yulista menuturkan hal yang sama. Menurutnya wali kota Palu dan gubernur Sulteng ke depan berada di tangan warga Sulteng tidak terkecuali di tangan para penyintas.

Siapapun yang terpilih akan menentukan nasib dan masa depan mereka mengingat hingga saat ini belum semua bantuan yang berhak dimiliki oleh para penyintas sudah mereka terima.

"Saya berharap kepala daerah yang terpilih bisa secepatnya menyelesaikan persoalan pasca bencana di Palu ini seperti huntap yang tidak kunjung selesai dibangun, bantuan dana stimulan rumah rusak yang belum semua diterima para korban dan lain-lainnya," ucapnya.
 


Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024