Mamuju, (antarasulteng.com) - Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, tak mampu menyembunyikan kekecewaannya lantaran rekanan proyek pembangunan jalan arteri telah mengabaikan keputusan atau rekomendasi yang dikeluarkan DPRD setempat untuk segera membuka saluran air pada muara sungai.
Hal ini terungkap saat Bupati Mamuju, Dr H Suhardi Duka, MM meninjau kondisi mura sungai yang ditutup oleh rekanan pelaksana proyek jalan arteri di Mamuju, Selasa.
Menurut dia, keputusan bersama antara pemerintah daerah, legislatif dan pihak rekanan telah melahirkan kesepahaman agar PT Tujuh Wali-Wali dan PT Akas membuka timbunan pada areal muara sungai karena menjadi pemicu meluapnya air ke pemukiman warga saat hujan turun beberapa waktu lalu.
Pada rapat yang dilaksanakan beberapa waktu lalu dihadiri Dinas PU, Dinas Tata Ruang dan Kebersihan, Bapedalda serta dua perusahaan yang melakukan pengerjaan jalan arteri.
"Kami kecewa karena ternyata setelah melihat kondisi beberapa hari tidak ada kegiatan, maka saya turunkan langsung alat berat dari PU untuk membuka saluran air di muara sungai ini," kata Suhardi Duka.
Suhardi menegaskan, dirinya tidak ingin ada pihak yang dirugikan atas kontroversi pembangunan jalan arteri tersebut. Namun jika harus memilih maka ia menegaskan akan tetap memperjuangkan kepentingan rakyat Mamuju yang saat ini terancam dilanda banjir jika pembangunan jalan arteri tetap dilakukan dengan metode menutup muara sungai.
"Jika jalur air ini dibuka maka mereka akan rugi. Apa boleh buat dari pada masyarakat yang rugi," tandasnya.
Selain disertai oleh Kepala Dinas PU H.Suaib, peninjauan oleh Bupati Mamuju juga menyertakan ratusan personil Satpol PP, yang langsung diinstruksikan untuk mengawal penghentian sementara kegiatan pembangunan jalan arteri sebelum janji pihak rekanan dilaksanakan.
Kepala Dinas PU Mamuju, Suaib menegaskan, dengan diturunkannya sendiri alat berat oleh pemkab Mamuju untuk melakukan pengerukan timbunan material pada daerah aliran sungai yang selama ini tertutup maka hal itu sama sekali tidak memiliki tendensi apa-apa selain untuk memastikan Mamuju tetap aman dari ancaman banjir .
"Kami tidak ada tendensi apa pun terhadap aksi kami yang membuka timbunan yang menutup muara sungai. Ini dilakukan setelah kita melihat imbas bencana banjir beberapa waktu lalu," ungkap Suaib.(skd)
Hal ini terungkap saat Bupati Mamuju, Dr H Suhardi Duka, MM meninjau kondisi mura sungai yang ditutup oleh rekanan pelaksana proyek jalan arteri di Mamuju, Selasa.
Menurut dia, keputusan bersama antara pemerintah daerah, legislatif dan pihak rekanan telah melahirkan kesepahaman agar PT Tujuh Wali-Wali dan PT Akas membuka timbunan pada areal muara sungai karena menjadi pemicu meluapnya air ke pemukiman warga saat hujan turun beberapa waktu lalu.
Pada rapat yang dilaksanakan beberapa waktu lalu dihadiri Dinas PU, Dinas Tata Ruang dan Kebersihan, Bapedalda serta dua perusahaan yang melakukan pengerjaan jalan arteri.
"Kami kecewa karena ternyata setelah melihat kondisi beberapa hari tidak ada kegiatan, maka saya turunkan langsung alat berat dari PU untuk membuka saluran air di muara sungai ini," kata Suhardi Duka.
Suhardi menegaskan, dirinya tidak ingin ada pihak yang dirugikan atas kontroversi pembangunan jalan arteri tersebut. Namun jika harus memilih maka ia menegaskan akan tetap memperjuangkan kepentingan rakyat Mamuju yang saat ini terancam dilanda banjir jika pembangunan jalan arteri tetap dilakukan dengan metode menutup muara sungai.
"Jika jalur air ini dibuka maka mereka akan rugi. Apa boleh buat dari pada masyarakat yang rugi," tandasnya.
Selain disertai oleh Kepala Dinas PU H.Suaib, peninjauan oleh Bupati Mamuju juga menyertakan ratusan personil Satpol PP, yang langsung diinstruksikan untuk mengawal penghentian sementara kegiatan pembangunan jalan arteri sebelum janji pihak rekanan dilaksanakan.
Kepala Dinas PU Mamuju, Suaib menegaskan, dengan diturunkannya sendiri alat berat oleh pemkab Mamuju untuk melakukan pengerukan timbunan material pada daerah aliran sungai yang selama ini tertutup maka hal itu sama sekali tidak memiliki tendensi apa-apa selain untuk memastikan Mamuju tetap aman dari ancaman banjir .
"Kami tidak ada tendensi apa pun terhadap aksi kami yang membuka timbunan yang menutup muara sungai. Ini dilakukan setelah kita melihat imbas bencana banjir beberapa waktu lalu," ungkap Suaib.(skd)