New York (ANTARA) - Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin pagi waktu setempat, di tengah kemunduran saham sektor teknologi.
Tak lama setelah bel pembukaan, IndeksDow Jones Industrial Average merosot 193,09 poin atau 0,61 persen menjadi 31.301,23. Indeks S&P 500 menurun 31,27 poin, atau 0,80 persen, menjadi 3.875,44 dan Indeks Komposit Nasdaq anjlok 194,64 poin atau 1,40 persen menjadi 13.679,82 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 turun pada perdagangan pagi, dengan sektor teknologi jatuh 1,3 persen, memimpin penurunan. Sedangkan sektor energi naik 2,1 persen, menjadi kelpompok dengan kinerja terbaik.
Pergerakan pasar tersebut terjadi karena meningkatnya imbal hasil obligasi yang memicu kekhawatiran bahwa ekuitas, terutama saham teknologi tinggi, telah tumbuh terlalu mahal.
Imbah hasil Treasury AS untuk 10 tahun melonjak menjadi 1,34 persen pekan lalu, mendekati level tertinggi sejak Februari 2020.
Pada pekan yang berakhir Jumat (19/2), Wall Street membukukan hasil beragam karena investor menilai kemungkinan stimulus fiskal lebih lanjut, sambil memilah berbagai data ekonomi.
Indek Dow Jones mencatat kenaikan mingguan 0,1 persen, sedangkan Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing 0,7 persen dan 1,6 persen.
Tak lama setelah bel pembukaan, IndeksDow Jones Industrial Average merosot 193,09 poin atau 0,61 persen menjadi 31.301,23. Indeks S&P 500 menurun 31,27 poin, atau 0,80 persen, menjadi 3.875,44 dan Indeks Komposit Nasdaq anjlok 194,64 poin atau 1,40 persen menjadi 13.679,82 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 turun pada perdagangan pagi, dengan sektor teknologi jatuh 1,3 persen, memimpin penurunan. Sedangkan sektor energi naik 2,1 persen, menjadi kelpompok dengan kinerja terbaik.
Pergerakan pasar tersebut terjadi karena meningkatnya imbal hasil obligasi yang memicu kekhawatiran bahwa ekuitas, terutama saham teknologi tinggi, telah tumbuh terlalu mahal.
Imbah hasil Treasury AS untuk 10 tahun melonjak menjadi 1,34 persen pekan lalu, mendekati level tertinggi sejak Februari 2020.
Pada pekan yang berakhir Jumat (19/2), Wall Street membukukan hasil beragam karena investor menilai kemungkinan stimulus fiskal lebih lanjut, sambil memilah berbagai data ekonomi.
Indek Dow Jones mencatat kenaikan mingguan 0,1 persen, sedangkan Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing 0,7 persen dan 1,6 persen.