Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah memberdayakan warga untuk membudidayakan ayam pedaging dan petelur berbasiskelompok, guna meningkatkan ekonomi masyarakat di masa pandemi COVID-19.

"Pemberdayaan ini sebagai stimulus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah, tujuannya untuk memastikan peredaran uang
di masa pandemi COVID-19 tidak keluar dari daerah," ucap Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Jumat.

Pemkab Buol membentuk kelompok peternakan ayam potong dan ayam petelur yang anggarannya dibebankan pada APBD. Setiap kelompok peternak ayam beranggotakan dua puluh orang.

Saat ini jumlah kelompok peternak ayam petelur dan ayam pedaging yang dibantu langsung oleh Pemkab Buol berjumlah 16 kelompok.

Salah satu dari 16 kelompk tersebut adalah Kelompok Agro Mandiri yang terdapat di Desa Momunu Kecamatan Momunu, diketuai oleh Andi Mattola.

Kelompok peternak ayam Agro Mandiri diakui Bupati sebagai salah satu kelompok pemberdayaan, yang masuk kategori kelompok sedang dan
besar.

"Kelompok ini telah mengelolah peternakan dalam skala yang cukup besar," ujarnya.

Bupati mengharapkan keberadaan kelompok peternak ayam bisa menunjang target Pemkab Buol yakni menjadi Buol sebagai penyuplai daging dan telur, sekaligus menjadi pasar daging dan telur untuk Gorontalo, dan Sulawesi Selatan.


Dengan begitu, kata dia, produk dari kelompok peternakan baik dalam daerah dan luar daerah, akan mensejahterakan pengusaha/pedagang/peternakan dan daerah.

"KIta ingin mengafirmasi pengusaha dan peternak lokal atau rakyat umumnya. Kita bantu modal. Tujuanya adalah proteksi ekonomi daerah dan mencegah uang mengalir keluar daerah," kata dia.

Berkaitan dengan itu Ketua Kelompok Agro Mandiri Andi Mattola mengakui bahwa saat ini terdapat tiga ribu ayam pedaging dan tiga ribu ayam petelur dibudidayakan oleh peternak yang tergabung dalam kelompok Agro Mandiri.

Ia menguraikan peternak mulai menikmati manfaat dari peluang usaha peternakan ayam. Dimana pada gelombang pertama, tiga ribu ayam pedaging dilepas ke pasar dengan harga Rp65 ribu/ayam dengan bobot berat bobot dua kilogram.

"Tahap pertama ini sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, bahkan bisa menunjang Program Bantuan Pangan Non Tunai( BPNT) di beberapa Kecamatan di Buol seperti di Kecamatan Paleleh, Palbar, Lakea," ungkapnya.

Untuk gelombang kedua, kata dia, pihaknya juga membudidayakan 4.200 ayam pedaging, yang target pasarnya yakni Kecamatan Tiloan.

"Total 7.200 ayam pedaging, dalam waktu tiga bulan telah memastikan kebutuhan daging ayam lokal terpenuhi, dan mencegah uang mengalir ke luar daerah. Harga setiap ayam mencapai Rp32.500 untuk bobot berat satu kilogram, dan untuk bobor berat ayam dua kilogram harganya mencapai Rp65 ribu/ayam. Kalau kita kalih Rp65 ribu x 7.200 ayam, maka ada sekitar Rp468 juta per tiga bulan," sebutnya.
 

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024