Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, berupaya mempercepat peningkatan populasi sapi di daerah tersebut mencapai 50.000 sapi, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

"Salah satunya yakni beternak dengan sistem penggembalaan akan memberikan dampak peningkatan populasi sapi secara maksimal," ucap Bupati Buol Amirudin Rauf di Buol, Rabu.

Dalam RPJMD, Pemkab Buol menargetkan populasi sapi pada  2022 mencapai 50.000 sapi. Saat ini populasi sapi di Buol mencapai 31.800 ekor.

Bupati mengatakan untuk mencapai target tersebut, maka salah satu pendekatan dalam budidaya peternakan sapi harus dilakukan dengan metode penggembalaan di lahan terbuka, selain sistem kandang.

Berdasarkan pengalaman Pemkab Buol, lanjutnya,  ketika menyerahkan bantuan sapi kepada kelompok peternak sapi di Desa Jatimulya dan Desa Yugut dua desa itu memelihara sapi dengan metode gembala di ladang peternakan terbuka, bukan di kandang. Hal itu memberikan dampak yang lebih positif dalam percepatan populasi sapi, ketimbang metode kandang.

Amirudin Rauf juga memaparkan mengenai pengalamannya saat studi banding ke Selandia Baru dan melihat langsung metode budidaya peternakan sapi di negara itu.

"Di Selandia Baru, pola peternakannya bukan sistem kandang, tetapi penggembalaan. Jadi berada dalam lahan rumput yang luas yang dibagi dalam beberapa bidang. Lalu mereka memberikan makan sapi berdasarkan blok-blok yang sudah ditentukan. Misalnya 100 hektare dibagi lima. Nanti diantarai dengan kawat dan dialiri listrik bertenaga rendah. Dalam setiap periode dipindahkan. Sistem mereka menjadi sangat bagus sekali," katanya.

Metode itu, ujar dia, dapat diterapkan di Buol, karena masih memiliki lahan yang cukup untuk pengembangan populasi sapi mencapai 50.000.

Selain itu, Pemkab Buol juga mengoptimalkan fungsi dari keberadaan mini ranch untuk menggenjot target populasi sapi.

"Nah, untuk mengetahui perkembangan kehamilan sapi, maka perlu ada alat USG untuk sapi," ujarnya.

Berkaitan dengan itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Usman mengatakan optimalisasi fungsi mini ranch dalam populasi sapi, perlu melibatkan perusahaan daerah.

"Dinas terkait fokus pada perkembangbiakan, sementara perusahaan daerah fokus pada penggemukan," ujarnya.

 

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024