Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Fadjar Dwi Wishnuwardhani mengatakan pendidikan vokasi harus mewujudkan salah satu visi besar Presiden Joko Widodo yakni penciptaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja (link and match) dari industri atau dunia usaha.

"Untuk mewujudkan visi tersebut KSP terus mendorong agar program pelatihan yang sudah disediakan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pembuatan nota kesepahaman sebanyak mungkin antara pemerintah dengan industri, " ujar Fadjar saat berkunjung ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.

Terciptanya "link and match" antara program vokasi dan industri, kata Fadjar, akan menghasilkan lulusan yang handal dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Hal ini sesuai dengan hasil atau tujuan yang diharapkan dari program vokasi karena industri bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja domestik.

Dalam kesempatan itu, Fadjar juga mengapresiasi Pusat Pengembangan Kemampuan atau Skill Development Center (SDC) di Kendari yang sudah berjalan. Meski demikian, program yang sudah berjalan sejak 2019 tersebut masih membutuhkan dukungan dari pemerintah setempat, baik dalam segi anggaran maupun regulasi.

"Kordinasi dan komunikasi perlu ditingkatkan agar SCD bisa lebih ditingkatkan. Selain itu juga perlu alokasi anggaran dan payung hukum yang jelas," katanya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Nahwa Umar mengatakan pemerintah Kota Kendari akan mengoptimalkan alokasi anggaran dari APBD untuk mengembangkan SCD.

"Kami juga akan mendukung apabila ada tambahan anggaran dari pusat. Kami juga butuh arahan dari KSP untuk perbaikan koordinasi agar lebih terorganisir," kata Nahwa.

Sementara itu, Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari sebagai tempat pelaksanaan dan pengembangan program SDC saat ini memiliki 12 kejuruan dengan 14 program, antara lain  elektronik, las, garmen, TIK, dan otomotif.

Ke depan BLK Kendari juga direncanakan memiliki kejuruan alat berat, karena sudah ada permintaan dari salah satu perusahaan tambang nikel di Sulawesi Tenggara.

Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Mohamad Ridwan
Copyright © ANTARA 2024