Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengajak pemerintah kabupaten dan kota di daerah itu untuk membangun kerja sama dalam rangka mengoptimalisasi program pencegahan stunting (kekerdilan).
"Upaya dan usaha semua elemen sangat dibutuhkan, baik tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota serta lembaga non pemerintah untuk mengoptimalisasi penurunan stunting di daerah ini," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenga Faizal Mang, di Palu, Jumat.
Menurut dia, kasus kekerdilan diakui oleh pemerintah daerah setempat menjadi satu tantangan yang harus dihadapi secara serius dan butuh komitmen semua pihak dalam intervensi penurunan kasusnya.
Faizal mengemukakan Sulteng menjadi satu provinsi di Indonesia yang kasus stuntingnya masih sangat tinggi, dengan prevalensi kasus stunting sebesar 31,26 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa kasus stunting di Sulteng melebihi rata-rata kasus stunting nasional, padahal pemerintah pusat telah menargetkan kasus tunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Pemprov Sulteng, kata Faizal, terus berupaya agar kasus stunting di daerah ini bisa turun hingga 13 persen pada tahun 2024, sehingga pihaknya terus menggencarkan program pendampingan, salah satunya dengan pemberian gizi berkualitas tinggi kepada masyarakat.
"Hal itu dapat diraih bila semua pihak pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta lembaga non-pemerintah dan masyarakat di daerah ini membangun sinergitas untuk penurunan stunting. Penurunan stunting harus dilakukan secara terintegrasi multi sektoral," sebutnya.
Faizal menyampaikan bahwa Gubernur Sulteng juga telah menetapkan lokasi fokus konvergensi penanganan stunting agar penanganan kondsi gagal tumbuh, di mana tinggi badan anak tidak berbanding lurus dengan usianya itu, bisa dilakukan terarah pada lokasi yang telah ditentukan.
"Upaya dan usaha semua elemen sangat dibutuhkan, baik tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota serta lembaga non pemerintah untuk mengoptimalisasi penurunan stunting di daerah ini," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenga Faizal Mang, di Palu, Jumat.
Menurut dia, kasus kekerdilan diakui oleh pemerintah daerah setempat menjadi satu tantangan yang harus dihadapi secara serius dan butuh komitmen semua pihak dalam intervensi penurunan kasusnya.
Faizal mengemukakan Sulteng menjadi satu provinsi di Indonesia yang kasus stuntingnya masih sangat tinggi, dengan prevalensi kasus stunting sebesar 31,26 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa kasus stunting di Sulteng melebihi rata-rata kasus stunting nasional, padahal pemerintah pusat telah menargetkan kasus tunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Pemprov Sulteng, kata Faizal, terus berupaya agar kasus stunting di daerah ini bisa turun hingga 13 persen pada tahun 2024, sehingga pihaknya terus menggencarkan program pendampingan, salah satunya dengan pemberian gizi berkualitas tinggi kepada masyarakat.
"Hal itu dapat diraih bila semua pihak pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta lembaga non-pemerintah dan masyarakat di daerah ini membangun sinergitas untuk penurunan stunting. Penurunan stunting harus dilakukan secara terintegrasi multi sektoral," sebutnya.
Faizal menyampaikan bahwa Gubernur Sulteng juga telah menetapkan lokasi fokus konvergensi penanganan stunting agar penanganan kondsi gagal tumbuh, di mana tinggi badan anak tidak berbanding lurus dengan usianya itu, bisa dilakukan terarah pada lokasi yang telah ditentukan.