Palu (antarasulteng.com) - Kementerian Pekerjaan Umum mengucurkan anggaran sebesar Rp280 miliar untuk meningkatkan jalan nasional di ruas Tomata-Beteleme, yang selama ini kondisinya rusak berat.

"Insya Allah pertengahan 2018 jalan tersebut sudah beraspal mulus selebar tujuh meter dengan bahu jalan dua meter. Mohon warga bersabar menantikan penyelesaian pekerjaan ini," kata Kepala Balai Satuan Kerja Pembangunan Jalan nasional (Satker PJN) Wilayah III Sulawesi Tengah Iskandar Rasyid saat dihubungi Antara di Palu, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah memberi perhatian khusus terhadap ruas jalan nasional ini karena kondisinya yang sangat parah dibanding ruas-ruas jalan nasional lainnya di Sulteng.

Padahal, kata Iskandar, jalan ini sangat strategis sebab merupakan urat nadi perekonomian ke Kabupaten Morowali Utara dan Morowali yang kini sedang berkembang pesat pembangunan instrastuktur industri pertambangan dan perkebunan.

"Daerah-daerah seperti Morowali dan Morowali Utara saat ini begitu pesat pembanguan infrastruktur industri sehingga tentu sangat dibutuhkan instrastuktur transportasi yang memadai," ujarnya.

Selain itu, ruas Tomata-Beteleme ini merupakan poros Trans Sulawesi yang akan menghubungkan Kota Palu dengan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, melalui Poso dan Morowali.

Ia menjelaskan bahwa ruas jalan nasional Tomata-Beteleme yang rusak berat itu totalnya sepanjang 21 kilometer, namun yang akan ditangani pada tahap pertama dengan dana Rp280 miliar tersebut baru sepanjang 21 kilometer.

Dana yang dikeluarkan untuk membiayai pembangunan sepanjang 21 kilometer itu, kata Iskandar, diakui sangat mahal dan dkerjakan cukup lama yakni 1.080 hari kalender terhitung 22 September 2015, karena kondisi tanah yang sangat ekspansif sehingga membutuhkan penerapan teknologi khusus yakni geomembran.

"Karena itu konsentrasi awal kita adalah bagimana agar ruas sepanjang 21 km ini teratasi dengan desain khusus yang meminimalisasi kondisi tanah ekspansif dengan memanfaatkan teknologi geomembran," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa lapisan tanah pada dua-tiga meter di bawah badan jalan itu berupa batubara muda yang sangat sensitif bergerak saat musim hujan.

Mengenai sisa ruas jalan yang belum tertangani saat ini sepanjang 30 kilometer, Iskandar mengatakan akan dibangun secara bertahap setiap tahun dengan kontrak tahunan sehingga dipastikan pada 2018 nanti, seluruhnya sudah dalam kondisi mantap.

Ia menjelaskan bahwa penanganan badan jalan yang 30 kilometer itu relatif mudah karena kondisi tanahnya tidak ekspansif sehingga bisa diselesaikan dengan kontrak jangka pendek.

General Manager PT. Jaya Konstruksi Wijang Hari Supriyanto yang ditemui Antara di lokasi proyek di Beteleme baru-baru ini mengaku optimistis proyek tersebut selesai sesuai jadwal kontrak, bahkan dimungkinkan lebih cepat dari batas waktu kontrak yakni awal 2018 karena dukungan masyarakat yang sangat besar. (R007/E008)

Pewarta : Rolex Malaha
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024