Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Sudayatna mengatakan lokasi ekowisata Danau Tambing di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah ditutup sementara.

"Sudah seminggu ini, obyek wisata Danau Tambing kami tutup guna kepentingan operasi tinombala dan juga penertiban pertambangan emas tanpa izin (peti) di wilayah Dongi-Dongi," katanya di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan dalam mendukung operasi tersebut, Danau Tambing dijadikan tempat base camp sementara para personel TNI/Polri yang terganbung dalam operasi tinombala mengejar teroris pimpinan Santoso maupun yang bertugas dalam operasi penertiban peti di wilayah Dongi-Dongi.

Sehubungan dengan penutupan sementara obyek wisata yang paling banyak diminati wisatawan  baik nusantara maupun mancanegara (wisman) itu, Sudayatna menyampaikan permohonaan maaf.

"Saya selaku kepala balai tentu berharap bagi wisatawan maupun masyarakat lokal yang ingin ke Tambing untuk sementara waktu ini menunda dahulu kegiatan sampai obyek wisata itu dibuka kembali," katanya.

Pihaknya, kata Sudayatna belum bisa memastikan kapan obyek wisata yang terletak pada ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut tersebut dibuka kembali.

Pantauan ANTARA Selasa (29/3), di lokasi obyek wisata yang terletak dekat dengan jalan poros Palu-Napu itu sejak dua pekan terakhir ini dipadati oleh anggota TNI/Polri.

Mereka berkemah di dalam lokasi itu.

Masyarakat pun tidak diperkenankan untuk masuk ke lokasi obyek wisata demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Danau Tambing selama ini banyak dikunjungi para wisatawan karena lokasinya dekat dengan jalan raya dan juga memiliki keindahan dan unik dibandingkan obyek wisata lain di Sulteng maupun di Tanah Air.

Rata-rata setiap hari dalam kondisi normal, obyek wisata itu dikunjungi hingga 10 wisman dan kebanyakan adalah para peneliti satwa.

Danau Tambing dihuni sekitar 200 jenis burung dan 30 persen adalah satwa endemik yang hanya ada di wilayah itu sehingga banyak diminati para peneliti dari berbagai negara di dunia.

Pewarta : Anas Masa
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024