Palu (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Sulawesi Tengah menggagas pembangunan Museum Guru Tua (Ulama) sebagai salah satu objek wisata religi pusat peradaban umat Islam.
Ia mengemukakan museum itu sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam menjadikan kompleks Alkhairaat di Jalan SIS Aljufri Palu sebagai kawasan wisata dengan konsep religi yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Palu Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu 2010-2030
Selain itu, kehadiran museum itu juga akan mendukung pelaksanaan haul Guru Tua yang digelar rutin setiap tahun, 12 hari setelah Idul Fitri oleh PB Alkhairaat.
"Komunikasi kami dengan Pengurus Besar (PB) Alkhairaat sudah dimulai terkait dengan gagasan Museum Guru Tua, dan sejauh ini sangat positif," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulteng Diah Ento di Palu, Senin.
Ia menjelaskan tujuan utama dari keberadaan museum itu nantinya adalah sebagai wadah untuk mengedukasi pengunjung dari dalam maupun luar daerah tentang Alkhairaat sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di kawasan Timur Indonesia.
Bahkan, nantinya turut dapat menjadi objek wisata bagi para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
"Ketokohan pendiri Habib Idrus bin Salim Aldjufri sangat terkenal, karena dakwahnya membuat Alkhairaat semakin besar, dan sudah tersebar di berbagai provinsi dengan perkiraan 6 juta Abnaulkhairaat," Diah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah, Diah Ento. ANTARA/HO/Disparekraf Sulteng
.
.
Ia mengemukakan museum itu sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam menjadikan kompleks Alkhairaat di Jalan SIS Aljufri Palu sebagai kawasan wisata dengan konsep religi yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Palu Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu 2010-2030
Selain itu, kehadiran museum itu juga akan mendukung pelaksanaan haul Guru Tua yang digelar rutin setiap tahun, 12 hari setelah Idul Fitri oleh PB Alkhairaat.
Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua), ulama yang menghibahkan perjalanan hidupnya untuk kepentingan masa depan pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan dakwah Islam, di Tanah Air yang berpusat di Ibu Kota Sulteng.
"Kami berharap kehadiran Museum Guru Tua nanti dapat menambah khasanah wisata religi dan ramai dikunjungi masyarakat, sekaligus dapat meningkatkan pendapatan warga setempat," demikian Diah.