Mekkah (ANTARA) - Sudirman, calon haji penyandang disabilitas asal Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, akhirnya menginjakkan kaki ke Tanah Suci, menggunakan uang simpanan dari hasil berjualan pulsa.

"Tidak pernah terbayang sebelumnya, apalagi langsung shalat Jumat di Masjid Nabawi," kata Sudirman seperti dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Sabtu.

Setelah menunggu selama 12 tahun, Sudirman yang mengumpulkan Rp20.000 per hari dari jualan pulsa akhirnya terbang dari kampung halaman dan tiba di Madinah. "Jual pulsa, setiap ada lebih saya tabung minimal 20 ribu sehari, dikumpulin. Dibantu orang tua juga," kata bapak satu anak itu.

Ia berangkat ke Tanah Suci bersama tantenya, sedangkan sang istri belum mendapatkan panggilan untuk berhaji. Dengan kondisinya yang terbatas karena postur tubuhnya yang kecil tidak seperti orang lain, ia merasa sangat terbantu selama beribadah di Tanah Suci, banyak yang membantu dan sudah layaknya keluarga.

Namun ia tidak mau diperlakukan seperti orang yang tidak mampu karena kondisi tubuhnya. Ia ingin diperlakukan seperti layaknya jamaah haji lain. "Di sini semua baik, makanan enak, seperti punya keluarga baru. Sejak masuk embarkasi sampai di sini selalu dibantu tidak pernah bawa sendiri," katanya mengapresiasi layanan yang diberikan petugas haji Indonesia.

Orang tua memberikan motivasi agar Sudirman naik haji, menyempurnakan rukun Islam kelima. "Jangan patah semangat, pasti ada jalan ke sini," katanya memotivasi untuk naik haji.


Sementara Pemerintah Arab Saudi menyediakan layanan khusus dan fasilitas bagi jamaah calon haji penyandang disabilitas untuk  memudahkan mereka untuk beribadah.

"Untuk jamaah difabel secara khusus kita melihat banyak sekali fasilitas yang disiapkan oleh Pemerintah Arab Saudi," kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsad Hidayat dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Sabtu.

Fasilitas-fasilitas tersebut tersedia di Masjidil Haram, seperti skuter matik dan kursi roda yang memudahkan jamaah penyandang disabilitas untuk melakukan tawaf dan sai.

Jamaah haji penyandang disabilitas bisa mempergunakan skuter matik maupun kursi roda yang ditempatkan di lantai dua dan tiga. "Sehingga jamaah penyandang disabilitas tanpa harus kumpul dengan jamaah normal bisa tetap melaksanakan sai," ujarnya.

Begitu juga dengan toilet khusus bagi jamaah disabilitas yang tersedia di beberapa titik .

Oleh karena itu Sudirman (37) mengaku sangat dimudahkan dan banyak yang membantu selama ia melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi, Madinah.

Ia terharu dan bersyukur bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci dam melaksanakan shalat di Masjid Nabawi. Ia telah menunggu selama 12 tahun untuk dapat berhaji. "Senang, bersyukur tidak dapat berkata-kata. Banyak yang membantu," kata Sudirman.

Ia mengaku layaknya punya keluarga baru karena semua membantu mulai dari masuk embarkasi hingga di Tanah Suci.

Pewarta : Desi Purnamawati
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024