Kolonodale, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mengalokasikan anggaran untuk sektor pendidikan sebesar Rp254 miliar atau sekitar 25 persen dari total APBD senilai Rp1,1 triliun.
"Ini bentuk tanggung jawab dan komitmen kami mewujudkan masyarakat Morut (Morowali Utara) yang sehat, cerdas, dan sejahtera," kata Bupati Morowali Utara Delis J. Hehi pada Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) II PGRI Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2022 di Ruang Pola Kantor Bupati Morowali Utara di Kolonodale, Kamis.
Hadir dalam konferensi kerja tersebut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Yudiawati V. Windarusliana yang bertepatan hari itu berulang tahun, sehingga bupati setempat menyerahkan kue ulang tahun kepadanya.
Delis mengatakan alokasi anggaran pendidikan tersebut untuk peningkatan aksesibilitas masyarakat di sektor pendidikan guna menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing.
Ia menjelaskan ada tiga hal yang menjadi tanggung jawab Pemkab Morowali Utara untuk meningkatkan aksesibilitas tersebut, antara lain penyediaan sarana dan prasarana pendidikan (ruang kelas), penyediaan tenaga guru yang cukup dan memiliki kompetensi, serta pembebasan biaya pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Delis yang baru sekitar satu tahun memimpin Morowali Utara berpasangan dengan Djira sebagai wakil bupati itu, menegaskan tidak boleh lagi ada anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah karena tidak ada gedung sekolah dan tidak mampu membayar biaya pendidikan.
Oleh karena itu, kata dia, pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh desa terus dilaksanakan, sedangkan kompetensi guru ditingkatkan serta dihentikan pungutan biaya pendidikan, seperti uang komite.
"Sebagai pengganti uang komite, kami sudah mengalokasikan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari daerah agar pendidikan di SD dan SMP benar-benar bebas biaya," ujarnya.
Hal yang sama, kata Delis, juga sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terhadap pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Untuk mahasiswa, katanya, Kabupaten Morowali Utara satu-satunya daerah di Sulteng yang memberikan beasiswa kepada seluruh mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi hingga semester X.
Ia menyampaikan tahun 2021 pemkab setempat menyalurkan beasiswa untuk mahasiswa sebanyak 3.016 orang, sedangkan tahun ini akan disalurkan untuk 2.382 orang, dengan besaran masing-masing Rp3 juta per tahun.
"Semua bantuan ini dimaksudkan untuk memotivasi anak-anak agar serius menempuh pendidikannya. Bila dana pendapatan asli daerah ini terus meningkat, maka bantuan ini akan ditambah. Memang masih banyak kelemahan tapi kami terus berupaya melakukan pembenahan agar masa depan anak-anak kita lebih baik lagi ke depan," ujarnya.
Khusus dalam penyediaan tenaga pendidikan, Pemkab Morowali Utara juga akan membantu sejumlah guru untuk menempuh pendidikan agar berkualifikasi sarjana strata satu (S1), bahkan juga bisa diupayakan pendidikan S2 dan S3.
"Ini bentuk tanggung jawab dan komitmen kami mewujudkan masyarakat Morut (Morowali Utara) yang sehat, cerdas, dan sejahtera," kata Bupati Morowali Utara Delis J. Hehi pada Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) II PGRI Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2022 di Ruang Pola Kantor Bupati Morowali Utara di Kolonodale, Kamis.
Hadir dalam konferensi kerja tersebut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Yudiawati V. Windarusliana yang bertepatan hari itu berulang tahun, sehingga bupati setempat menyerahkan kue ulang tahun kepadanya.
Delis mengatakan alokasi anggaran pendidikan tersebut untuk peningkatan aksesibilitas masyarakat di sektor pendidikan guna menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing.
Ia menjelaskan ada tiga hal yang menjadi tanggung jawab Pemkab Morowali Utara untuk meningkatkan aksesibilitas tersebut, antara lain penyediaan sarana dan prasarana pendidikan (ruang kelas), penyediaan tenaga guru yang cukup dan memiliki kompetensi, serta pembebasan biaya pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Delis yang baru sekitar satu tahun memimpin Morowali Utara berpasangan dengan Djira sebagai wakil bupati itu, menegaskan tidak boleh lagi ada anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah karena tidak ada gedung sekolah dan tidak mampu membayar biaya pendidikan.
Oleh karena itu, kata dia, pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh desa terus dilaksanakan, sedangkan kompetensi guru ditingkatkan serta dihentikan pungutan biaya pendidikan, seperti uang komite.
"Sebagai pengganti uang komite, kami sudah mengalokasikan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari daerah agar pendidikan di SD dan SMP benar-benar bebas biaya," ujarnya.
Hal yang sama, kata Delis, juga sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terhadap pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Untuk mahasiswa, katanya, Kabupaten Morowali Utara satu-satunya daerah di Sulteng yang memberikan beasiswa kepada seluruh mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi hingga semester X.
Ia menyampaikan tahun 2021 pemkab setempat menyalurkan beasiswa untuk mahasiswa sebanyak 3.016 orang, sedangkan tahun ini akan disalurkan untuk 2.382 orang, dengan besaran masing-masing Rp3 juta per tahun.
"Semua bantuan ini dimaksudkan untuk memotivasi anak-anak agar serius menempuh pendidikannya. Bila dana pendapatan asli daerah ini terus meningkat, maka bantuan ini akan ditambah. Memang masih banyak kelemahan tapi kami terus berupaya melakukan pembenahan agar masa depan anak-anak kita lebih baik lagi ke depan," ujarnya.
Khusus dalam penyediaan tenaga pendidikan, Pemkab Morowali Utara juga akan membantu sejumlah guru untuk menempuh pendidikan agar berkualifikasi sarjana strata satu (S1), bahkan juga bisa diupayakan pendidikan S2 dan S3.