Palu (ANTARA) -
Tercatat, kurang lebih personel terlibat penanggulangan bencana di Palu 237 orang terdiri dari 10 personel Dinas Perhubungan, 22 personel BPBD, 25 personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, 14 personel Satpol-PP, TNI/Polri masing-masing 20 personel, PMI dan Tagana masing-masing 50 personel, serta 26 orang mahasiswa Universitas Tadulako Palu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengerahkan mobil tangki pengangkut air untuk membantu pembersihan rumah warga di sekitar bantaran Sungai Palu yang terdampak banjir.
"Enam mobil ini dua di antaranya milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu dan empat lainnya milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," Kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon ditemui di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan pembersihan melibatkan personel BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan Tagana Dinas Sosial yang saat ini telah berbagi tugas melayani delapan kelurahan terdampak banjir kiriman.
Peristiwa banjir terjadi pada Selasa (6/9) merendam 1.000 lebih rumah di Kelurahan Lere, Baru, Ujuna, Besusu Barat, Nunu, Lolu Utara dan Lolu Selatan, serta 5.337 jiwa terdampak dari 1.450 kepala keluarga (KK).
"Pascabanjir kami telah menetapkan status siaga dua hari ke depan, dan kami terus melakukan pemantauan, jangan sampai terjadi hujan di bagian hulu yang bisa menimbulkan dampak serupa," tutur Presly.
Personel Satpol-PP membantu membersihkan rumah warga dari sisa-sisa endapan lumpur di Kelurahan Baru, Kota Palu akibat dampak banjir, Rabu (7/9/2022). ANTARA/Moh Ridwan
Tercatat, kurang lebih personel terlibat penanggulangan bencana di Palu 237 orang terdiri dari 10 personel Dinas Perhubungan, 22 personel BPBD, 25 personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, 14 personel Satpol-PP, TNI/Polri masing-masing 20 personel, PMI dan Tagana masing-masing 50 personel, serta 26 orang mahasiswa Universitas Tadulako Palu.
Ia menambahkan banjir kiriman setiap tahun melanda sejumlah kelurahan di bagian hilir bantaran sungai Palu di saat curah hujan tinggi dalam waktu cukup panjang mengakibatkan sungai meluap karena tidak mempan menahan debit air yang banyak.
"Situasi ini tidak bisa terhindarkan, oleh karena itu mitigasi mandiri sangat penting, supaya dampak ditimbulkan dari bencana tidak menimbulkan ancaman keselamatan jiwa," demikian Presly.