Palu (ANTARA) -
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Tengah mendorong pembuatan standar operasional prosedur (SOP) untuk pembinaan para peserta didik.
Ketua PGRI Sulteng Syam Zaini di Palu, Senin, menyampaikan salah satu indikator yang menjadi penyebab munculnya kekerasan dalam dunia pendidikan belum adanya pola pembinaan yang baku terhadap murid.
"Keberadaan SOP itu sangat penting untuk mencegah hingga menghapuskan kekerasan dari dunia pendidikan khusus Sulteng," kata dia.
Sejauh ini, kata dia, pola pembinaan yang dilakukan para guru terhadap siswa yang bermasalah masih mengacu kepada kondisi sosial masing-masing sekolah.
Bahkan, katanya, banyak di antara sekolah belum juga memiliki SOP tersebut, padahal dinilai penting untuk menjadi parameter bagi setiap guru dalam mengambil tindakan pembinaan.
Oleh karena itu, PGRI Sulteng meminta Disdikbud provinsi setempat sebagai ujung tombak kementerian terkait dapat membuat standar yang baku untuk menjadi dasar pembinaan terhadap siswa baik di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
Selanjutnya, Zaini mengemukakan tujuan lain dari adanya SOP pembinaan terhadap siswa yakni untuk membangun hubungan yang harmonis antara sekolah, guru, dan orang tua peserta didik.
Ia mengatakan pembinaan terhadap peserta didik bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para guru, melainkan juga memerlukan peran besar masing-masing orang tua.
"Itulah yang diuraikan dalam SOP yakni kesepahaman antara sekolah, guru dan orang tua sehingga lebih harmonis, contoh pelajaran mengenai kebersihan kemudian menerapkan pembersihan toilet maka bagi orang tua tertentu yang tidak melakukannya di rumah bisa mempermasalahkan itu, padahal di sekolah semua murid sama dan setara," demikian Zaini.