Singkawang (ANTARA) - Kepala Staf Presiden Moeldoko membuka Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat dengan antara lain menyatakan festival tersebut sudah masuk dalam warisan budaya tak benda oleh Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

"Saya sangat tertarik dengan simbol-simbol yang dibangun di Kota Singkawang," kata dia saat memberikan sambutan pembukaan Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang, Minggu.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengapresiasi kehadiran Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada acara itu.

"Menteri BUMN yang sangat sibuk, tetapi karena kecintaan pada Singkawang, beliau bisa hadir, " katanya.

Selain itu, ia menyatakan ikut berbahagia karena bisa merayakan Cap Go Meh di Kota Singkawang.

Dia mengajak semua tamu yang hadir dalam acara itu untuk meneriakkan slogan "Singkawang semoga hebat".

Moeldoko menambahkan Festival Cap Go Meh sudah masuk dalam warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Hal itu suatu apresiasi dari pemerintah pusat kepada bangsa Indonesia.

Ia juga menceritakan pengalaman saat menjadi Pangdam XII/Tanjungpura di Kalbar.

Ketika itu terjadi keributan soal patung naga di Singkawang.

"Saya bilang, hai kalian, sebelum kalian lahir, Singkawang sudah seperti ini. Kalian jangan macam-macam," katanya.

Moeldoko mengaku ketika itu menyatakan kalau ada apa-apa dengan patung naga, dirinya berdiri di depan untuk melakukan perlindungan.

Dalam kesempatan ini, dia mengajak semua pihak di Singkawang untuk mengembangkan kota ini menjadi lebih baik ke depan, seperti negara lainnya yang sukses mengembangkan pariwisata.

Festival Cap Go Meh pada Minggu pagi ini diisi dengan atraksi permainan sembilan naga dari grup Santo Yosef Kota Singkawang, kemudian arak-arakan 13 jailangkung (keranjang sayur yang berisi roh), ratusan tatung atau dukun yang kerasukan roh leluhur, atraksi gendang dan pikulan altar yang dibawa sejumlah orang.

Ribuan warga Kota Singkawang menyaksikan acara tersebut, berbaur dengan tamu dan undangan yang berada kursi di bawah tenda berhiaskan kain warna merah dan putih.

Arak-arakan tatung, jalangkung, altar, replika naga, dan barongsai dibawa dan dikawal ratusan orang. Mereka melintasi podium utama untuk memberi hormat kepada tamu dan undangan.

 

Pewarta : Nurul Hayat
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024