Palu (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Provinsi Sulawesi Tengah mendistribusikan minyak goreng kemasan Minyakita secara merata kepada pedagang di pasar tradisional sebagai upaya menjaga stabilitas harga.

"Rutin dilakukan di pasar-pasar tradisional, guna memutus mata rantai ketimpangan harga dari distributor ke pedagang, supaya harga tetap stabil," kata Kepala Bulog Sulteng David Susanto di Palu, Selasa.

Ia menjelaskan Minyakita dalam kemasan bantalan ukuran 1 liter dijual dengan harga Rp14 ribu.

Menurut dia, tidak ada kelangkaan minyak goreng di Sulteng karena, pihaknya gencar melakukan pemantauan sekaligus intervensi sehingga stok pedagang atau pengecer selalu tersedia.

"Adapun pedagang besar yang mungkin mengeluh karena pasokannya berkurang, kami hanya ingin harga itu merata, kalau mereka jual lagi ke pengecer dalam pasar, itu menyebabkan harga naik, mustahil pedagang tidak mau ambil untung, metode distribusi merata ini paling efektif dilakukan," kata dia.

David menuturkan distribusi Minyakita di Pasar Inpres Manonda Palu paling intens, sebab saat ini lokasi tersebut menjadi representasi pasar minyak goreng, bahkan untuk seluruh kawasan di Sulteng.

"Bulog bersama jaringannya mendistribusikan produk ini demi kecukupan untuk kabupaten lain," ujarnya.

Soal minyak curah, Bulog mengatakan stok distribusi harian untuk Sulteng mencapai enam hingga tujuh tangki, sedangkan Minyakita antara satu hingga dua truk per hari.

Di pasar Inpres Manonda Palu, penyaluran minyak curah tiga sampai empat tangki per hari dilakukan guna memenuhi stok pedagang supaya masyarakat tidak kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga sesuai standar penjualan.

Ia juga meminta masyarakat bijak menyikapi kelangkaan minyak goreng, yang sesungguhnya terjadi di luar Sulteng. Sebab, pasokan untuk daerah sangat terjaga dan distribusi rutin memenuhi permintaan pasar.

"Tidak perlu panik dan jangan terprovokasi dengan isu kelangkaan, karena kami pastikan stok di daerah ini aman," kata David.

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024