Palu - Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah tahun 2012 ini menyebar bantuan berupa tambak ikan lele menggunakan terpal sebanyak 107 unit untuk mendorong pengembangan lele dengan teknologi budidaya berpola hemat air.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Ir Sunarwoko mengemukakan di Palu, Selasa, sebanyak 82 unit dari tambak lele terpal itu dibiayai oleh APBN dan 25 unit lainnya dengan APBD Sulteng dimana setiap unit bernilai Rp5 juta.
Bantuan yang diberikan tersebut berupa peralatan tambak yang terdiri atas kayu dan terpal dengan ukuran 3x5 meter dan 2x4 meter, serta bantuan benih, pakan dan pribiotik.
Para penerima bantuan baik pribadi maupun berkelompok juga mengikuti pelatihan dalam teknis budidaya serta program magang pada petambak lele yang berhasil di Boyolali, Jawa Tengah.
Tujuan pemberian bantuan ini adalah meningkatkan kesejahteraan petani dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki berupa lahan pekarangan, melatih petani tambak untuk mengembangkan usaha secara mandiri dan intensif serta meningkatkan produksi perikanan budidaya.
Pada 2012 ini, baru empat kabupaten yang mendapat alokasi bantuan yakni Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu, meningkat cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya menjangkau Kota Palu dengan alokasi 15 unit tambak terpal.
Soal hasil produksi, kata Sunarwoko, pada program tahun 2011, hasilnya cukup menggembirakan karena setiap petak bisa menghasilkan 200 kilogram dalam tempo paling lama tiga bulan.
"Bila harga jual rata-rata Rp20.000/kg, maka nilai produksinya sekitar Rp4 juta tiap kali panen. Ini merupakan penghasilan tambahan yang signifikan bagi petani di desa," ujarnya.
Namun kendala yang ditemui di lapangan adalah banyak petani yang menerima bantuan ini tidak menyisihkan sebagian hasil tambak untuk kelanjutan usaha.
"Semua hasilnya habis dikonsumsi, tidak ada yang disisihkan untuk modal usaha berikutnya padahal tambak terpal itu bisa bertahan sampai tiga tahun atau sekitar 10 siklus panen," katanya.
Menurut Sunarwoko, bila seluruh penerima bantuan tambak terpal ikan lele ini sukses mengembangkan usahanya, Sulawesi Tengah bisa menjadi penghasil ikan lele yang besar dan produksinya bisa diolah dengan proses industrialisasi yang sederhana untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas pasar. (R007)
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Ir Sunarwoko mengemukakan di Palu, Selasa, sebanyak 82 unit dari tambak lele terpal itu dibiayai oleh APBN dan 25 unit lainnya dengan APBD Sulteng dimana setiap unit bernilai Rp5 juta.
Bantuan yang diberikan tersebut berupa peralatan tambak yang terdiri atas kayu dan terpal dengan ukuran 3x5 meter dan 2x4 meter, serta bantuan benih, pakan dan pribiotik.
Para penerima bantuan baik pribadi maupun berkelompok juga mengikuti pelatihan dalam teknis budidaya serta program magang pada petambak lele yang berhasil di Boyolali, Jawa Tengah.
Tujuan pemberian bantuan ini adalah meningkatkan kesejahteraan petani dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki berupa lahan pekarangan, melatih petani tambak untuk mengembangkan usaha secara mandiri dan intensif serta meningkatkan produksi perikanan budidaya.
Pada 2012 ini, baru empat kabupaten yang mendapat alokasi bantuan yakni Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu, meningkat cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya menjangkau Kota Palu dengan alokasi 15 unit tambak terpal.
Soal hasil produksi, kata Sunarwoko, pada program tahun 2011, hasilnya cukup menggembirakan karena setiap petak bisa menghasilkan 200 kilogram dalam tempo paling lama tiga bulan.
"Bila harga jual rata-rata Rp20.000/kg, maka nilai produksinya sekitar Rp4 juta tiap kali panen. Ini merupakan penghasilan tambahan yang signifikan bagi petani di desa," ujarnya.
Namun kendala yang ditemui di lapangan adalah banyak petani yang menerima bantuan ini tidak menyisihkan sebagian hasil tambak untuk kelanjutan usaha.
"Semua hasilnya habis dikonsumsi, tidak ada yang disisihkan untuk modal usaha berikutnya padahal tambak terpal itu bisa bertahan sampai tiga tahun atau sekitar 10 siklus panen," katanya.
Menurut Sunarwoko, bila seluruh penerima bantuan tambak terpal ikan lele ini sukses mengembangkan usahanya, Sulawesi Tengah bisa menjadi penghasil ikan lele yang besar dan produksinya bisa diolah dengan proses industrialisasi yang sederhana untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas pasar. (R007)