Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) berupaya terus meningkatkan konsumsi ikan di daerah itu guna mendukung perbaikan gizi masyarakat setempat melalui Gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan).
"Rata-rata konsumsi ikan Sulteng 2023 hanya 71,89 kilogram per kapita per tahun. Pemerintah berupaya setiap tahun angka konsumsi ikan daerah terus meningkat," kata Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemprov Sulteng Sadli Lesnusa dalam kegiatan kampanye Gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) di Palu, Selasa.
Ia menambahkan, sementara tren rata-rata konsumsi ikan di daerah itu tahun 2024 mencapai 74,72 kilogram per kapita per tahun. Capaian itu patut diapresiasi sebagai penyemangat, supaya kabupaten/kota di Sulteng semakin memacu gerakan makan ikan melalui sinergitas pemerintah dan masyarakat.
Menurut data pemerintah setempat, Kabupaten Poso merupakan daerah dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di Sulteng yakni 84,21 kilogram per kapita per tahun, sedangkan Kabupaten Sigi tercatat sebagai wilayah dengan konsumsi ikan terendah.
"Memasyarakatkan makan ikan tidak hanya untuk warga tinggal di pesisir pantai, tetapi juga mereka yang tinggal di dataran rendah maupun pegunungan. Kami ingin konsumsi ikan dapat merata di seluruh daerah," ujarnya.
Ia menjelaskan, peningkatan konsumsi ikan sangat penting dalam mendukung perbaikan gizi masyarakat dan upaya penurunan angka stunting di Sulawesi Tengah.
“Ikan memiliki kandungan omega-3 dan protein tinggi, sehingga sangat baik bagi tumbuh kembang anak dan peningkatan gizi keluarga,” ucapnya.
Menurut Sadly, kampanye Gemarikan menjadi langkah nyata pemerintah dalam mendorong masyarakat menjadikan ikan sebagai sumber protein utama.
“Kita ingin semangat ‘Berani Makan Ikan’ tertanam kuat di seluruh lapisan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak,” kata dia menuturkan.
Peningkatan konsumsi ikan merupakan bagian dari kegiatan berani tangkap banyak yang masuk dalam program Berani Makmur sebagai bagian dari sembilan program strategis Pemprov Sulteng.
Karena manfaat gerakan itu tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga upaya membentuk generasi emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Ia mengajak seluruh instansi, pelaku usaha, dan masyarakat berpartisipasi aktif menggaungkan kampanye makan ikan di lingkungan masing-masing.
“Mari bersama-sama menjadi pelopor makan ikan, supaya gizi masyarakat meningkat dan Sulawesi Tengah memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) semakin baik,” kata dia.
