Surabaya (ANTARA) - Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rini Indriyani memberi perhatian khusus kepada siswi SMP korban pembunuhan berinisial N (14 tahun) yang ditemukan meninggal di Gudang Peluru, Jalan Kedung Cowek, Kota Surabaya.
"Tugas dari Ibu atau orang tua itu menjaga anak-anaknya. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih waspada, perhatian dalam menjaga anak-anak kita," kata Rini dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.
Hal itu disampaikan Rini setelah bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya melakukan takziyah di rumah duka Kedungmangu Timur, Surabaya pada Kamis (11/5).
Rini menyampaikan turut berbela sungkawa kepada orang tua korban. Bahkan, saat itu dia juga mengajak para guru yang turut hadir untuk yasinan dan tahlil bersama. Ia juga memberikan tali asih sebagai tanda turut berbela sungkawa kepada keluarga korban.
Bagi Rini, musibah ini juga menjadi pembelajaran bagi dia sendiri dan juga bagi para orang tua di Kota Surabaya, apalagi dia sendiri seorang ibu yang memiliki anak perempuan dan anak laki-laki.
"Tugas dari Ibu atau orang tua itu menjaga anak-anaknya. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih waspada, perhatian dalam menjaga anak-anak kita," kata Rini.
Bentuk perhatian dan kewaspadaan itu bisa dilakukan dengan mewajibkan anak untuk pamit ketika mau keluar rumah, kalau izin dua jam terus lebih dari dua jam harus ditanyakan keberadaannya, dia perginya sama siapa dan pergaulan serta teman-temannya siapa.
"Kami memang tidak bisa membatasi anak-anak untuk bergaul dengan siapa saja. Apalagi sekarang sudah ada gadget dan media sosial. Namun, karena tugas kami sebagai orang tua, maka harus terus mendampingi anak-anak kita ke depannya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, tugas menjaga anak-anak itu tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, namun juga guru dan masyarakat. Misalnya di sekitar ada gerombolan anak-anak yang tidak wajar, ia meminta warga untuk membubarkan.
"Makanya Pak Wali Kota selalu mengajak kita semua untuk bersinergi, berkolaborasi dan bergotong royong serta guyub rukun di tengah-tengah warga. Jadi, saya juga berharap warga terus memperhatikan lingkungan sekitarnya," ucapnya.
Diketahui sebelumnya N meninggalkan rumah pada 16 April 2023. N izin kepada keluarganya untuk kerja kelompok, namun sampai malam hari yang bersangkutan tidak kunjung pulang. Sampai akhirnya keluarga N melapor ke polisi dan ke kantor bantuan hukum M Sholeh.
Sampai akhirnya warga menemukan mayat perempuan di sekitar Gudang Peluru, Jalan Kedung Cowek, Surabaya pada minggu (7/5). Mayat tersebut diketahui adalah N.
Mendapati hal itu, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya bergerak cepat dan berhasil menangkap dua terduga pelaku pembunuhan yakni Y (16) dan R (14). Satu di antaranya bahkan disebut sebagai mantan kekasih korban.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Arief Ryzki Wicaksana mengungkapkan, cemburu menjadi motif pembunuhan. Y yang merupakan kekasih korban merasa cemburu, lantaran N dianggap memiliki kekasih lain. Y pun mengajak R untuk melaksanakan niat jahatnya tersebut.
"Tugas dari Ibu atau orang tua itu menjaga anak-anaknya. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih waspada, perhatian dalam menjaga anak-anak kita," kata Rini dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.
Hal itu disampaikan Rini setelah bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya melakukan takziyah di rumah duka Kedungmangu Timur, Surabaya pada Kamis (11/5).
Rini menyampaikan turut berbela sungkawa kepada orang tua korban. Bahkan, saat itu dia juga mengajak para guru yang turut hadir untuk yasinan dan tahlil bersama. Ia juga memberikan tali asih sebagai tanda turut berbela sungkawa kepada keluarga korban.
Bagi Rini, musibah ini juga menjadi pembelajaran bagi dia sendiri dan juga bagi para orang tua di Kota Surabaya, apalagi dia sendiri seorang ibu yang memiliki anak perempuan dan anak laki-laki.
"Tugas dari Ibu atau orang tua itu menjaga anak-anaknya. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih waspada, perhatian dalam menjaga anak-anak kita," kata Rini.
Bentuk perhatian dan kewaspadaan itu bisa dilakukan dengan mewajibkan anak untuk pamit ketika mau keluar rumah, kalau izin dua jam terus lebih dari dua jam harus ditanyakan keberadaannya, dia perginya sama siapa dan pergaulan serta teman-temannya siapa.
"Kami memang tidak bisa membatasi anak-anak untuk bergaul dengan siapa saja. Apalagi sekarang sudah ada gadget dan media sosial. Namun, karena tugas kami sebagai orang tua, maka harus terus mendampingi anak-anak kita ke depannya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, tugas menjaga anak-anak itu tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, namun juga guru dan masyarakat. Misalnya di sekitar ada gerombolan anak-anak yang tidak wajar, ia meminta warga untuk membubarkan.
"Makanya Pak Wali Kota selalu mengajak kita semua untuk bersinergi, berkolaborasi dan bergotong royong serta guyub rukun di tengah-tengah warga. Jadi, saya juga berharap warga terus memperhatikan lingkungan sekitarnya," ucapnya.
Diketahui sebelumnya N meninggalkan rumah pada 16 April 2023. N izin kepada keluarganya untuk kerja kelompok, namun sampai malam hari yang bersangkutan tidak kunjung pulang. Sampai akhirnya keluarga N melapor ke polisi dan ke kantor bantuan hukum M Sholeh.
Sampai akhirnya warga menemukan mayat perempuan di sekitar Gudang Peluru, Jalan Kedung Cowek, Surabaya pada minggu (7/5). Mayat tersebut diketahui adalah N.
Mendapati hal itu, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya bergerak cepat dan berhasil menangkap dua terduga pelaku pembunuhan yakni Y (16) dan R (14). Satu di antaranya bahkan disebut sebagai mantan kekasih korban.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Arief Ryzki Wicaksana mengungkapkan, cemburu menjadi motif pembunuhan. Y yang merupakan kekasih korban merasa cemburu, lantaran N dianggap memiliki kekasih lain. Y pun mengajak R untuk melaksanakan niat jahatnya tersebut.