Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Heru Utomo mendorong penguatan modal kebangsaan untuk menghadapi tantangan global.
"Negara yang berhasil menjawab tantangan global dengan baik adalah negara yang memiliki modal kebangsaan identitas nasional yang kuat," kata Aris dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, terdapat tiga hal untuk membangun modal kebangsaan identitas nasional tersebut. Ketiganya berkesinambungan antara merawat sejarah, memahami nilai-nilai Pancasila, dan memupuk rasa bangga sebagai sebuah bangsa.
"Perlu tiga hal untuk membangun identitas nasional, yaitu kemampuan merawat tradisi dan warisan masa lalu seperti perjuangan/konsensus bersama yang diperjuangkan, pemahaman terhadap shared values (dalam hal ini nilai-nilai Pancasila), dan kebanggaan bersama sebagai bangsa," ujar Aris.
Sehubungan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei, Aris mengatakan bahwa masyarakat Indonesia diajak bangkit untuk menjawab berbagai tantangan global yang hadir, terlebih memasuki era pascapandemi.
"Melalui tema peringatan Harkitnas 2023 'Semangat untuk Bangkit’, kita diajak untuk menjawab berbagai tantangan masa kini, termasuk dalam menghadapi tantangan global pascapandemi COVID-19," kata dia.
Menurut Aris, krisis yang disebabkan oleh perubahan global hanya dapat dihindari dengan adanya semangat dan kesadaran kebangsaan di antara masyarakat.
"Hanya dengan adanya kesadaran kolektif maka negara akan bisa menghindari distrust society dan terhindar dari krisis yang dihadirkan oleh perubahan global," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Aris mendorong upaya dan kemauan besar dari bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan.
"Di sini pentingnya peran pendidikan dalam upaya menjawab tantangan-tantangan baru bagi bangsa Indonesia saat ini dan mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa," tambah Aris.
Lebih lanjut, Aris menyebut bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam. Di antara keberagaman yang ada, seluruh masyarakat dapat disatukan dengan identitas yang sama sebagai bangsa Indonesia dengan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia.
Menurutnya, tidak semua bangsa di dunia dapat memiliki kekuatan sebagaimana yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini menjadi modal kekuatan kebangsaan untuk memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara.
"Modal negara yang terbentuk sejak 1945 harus terus diperkuat kelembagaannya agar bisa membawa bangsa ini mencapai cita-cita yang diharapkan para Bapak Bangsa," kata dia.
Aris pun mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keteladanan yang ditinggalkan para pendiri dan pemimpin bangsa.
"Kita mengedepankan keteladanan yang dicontohkan para pendiri bangsa ataupun para pemimpin bangsa saat ini," kata Aris.
"Negara yang berhasil menjawab tantangan global dengan baik adalah negara yang memiliki modal kebangsaan identitas nasional yang kuat," kata Aris dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, terdapat tiga hal untuk membangun modal kebangsaan identitas nasional tersebut. Ketiganya berkesinambungan antara merawat sejarah, memahami nilai-nilai Pancasila, dan memupuk rasa bangga sebagai sebuah bangsa.
"Perlu tiga hal untuk membangun identitas nasional, yaitu kemampuan merawat tradisi dan warisan masa lalu seperti perjuangan/konsensus bersama yang diperjuangkan, pemahaman terhadap shared values (dalam hal ini nilai-nilai Pancasila), dan kebanggaan bersama sebagai bangsa," ujar Aris.
Sehubungan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei, Aris mengatakan bahwa masyarakat Indonesia diajak bangkit untuk menjawab berbagai tantangan global yang hadir, terlebih memasuki era pascapandemi.
"Melalui tema peringatan Harkitnas 2023 'Semangat untuk Bangkit’, kita diajak untuk menjawab berbagai tantangan masa kini, termasuk dalam menghadapi tantangan global pascapandemi COVID-19," kata dia.
Menurut Aris, krisis yang disebabkan oleh perubahan global hanya dapat dihindari dengan adanya semangat dan kesadaran kebangsaan di antara masyarakat.
"Hanya dengan adanya kesadaran kolektif maka negara akan bisa menghindari distrust society dan terhindar dari krisis yang dihadirkan oleh perubahan global," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Aris mendorong upaya dan kemauan besar dari bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan.
"Di sini pentingnya peran pendidikan dalam upaya menjawab tantangan-tantangan baru bagi bangsa Indonesia saat ini dan mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa," tambah Aris.
Lebih lanjut, Aris menyebut bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam. Di antara keberagaman yang ada, seluruh masyarakat dapat disatukan dengan identitas yang sama sebagai bangsa Indonesia dengan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia.
Menurutnya, tidak semua bangsa di dunia dapat memiliki kekuatan sebagaimana yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini menjadi modal kekuatan kebangsaan untuk memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara.
"Modal negara yang terbentuk sejak 1945 harus terus diperkuat kelembagaannya agar bisa membawa bangsa ini mencapai cita-cita yang diharapkan para Bapak Bangsa," kata dia.
Aris pun mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keteladanan yang ditinggalkan para pendiri dan pemimpin bangsa.
"Kita mengedepankan keteladanan yang dicontohkan para pendiri bangsa ataupun para pemimpin bangsa saat ini," kata Aris.