Jakarta (ANTARA) - Perusahaan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia, PT Nippon Shokubai Indonesia (PT NSI) membangun pabrik ketiga guna menjaga pasokan Acrylic Acid dalam negeri menyusul permintaan domestik yang meningkat sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
“Kami sangat menghargai dan mengapresiasi investasi perluasan pabrik Acrylic Acid yang dilakukan oleh PT NSI yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, tetapi akhirnya berhasil dilaksanakan dengan baik,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito pada peresmian perluasan pabrik 3AA PT Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Banten, Selasa (23/5).
PT NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters, sekaligus merupakan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Acrylic Acid dan Acrylic Esters merupakan bahan kimia intermediate yang pemanfaatannya sangat luas, antara lain untuk bahan baku pada industri emulsi, polimer dan resin, akrilik fiber, dan poliolefin kopolimer.
Sedangkan SAP digunakan sebagai absorbent material pada disposable baby diapers atau popok sekali pakai.
Nippon Shokubai Group memiliki 20 persen pangsa pasar dunia untuk produk SAP, sehingga menjadikan Nippon Shokubai Group sebagai pemasok terbesar SAP di dunia.
Investasi proyek Acrylic Acid PT NSI tahap ketiga di Cilegon, Banten, menurut Warsito menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri kimia intermediate sangat besar.
Dengan penambahan kapasitas produk Acrylic Acid sebesar 100 ribu ton/tahun, total kapasitas Acrylic Acid PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi 240 ribu ton/tahun. Penambahan kapasitas produksi ini berkontribusi menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan Acrylic Acid domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
Dengan total nilai investasi sebesar 693 juta dolar AS hingga saat ini, PT NSI telah mampu menyerap tenaga kerja terampil dan membuka peluang lapangan pekerjaan baru.
“Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan sehingga investasi dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi Indonesia menjadi semakin kokoh,” imbuh Warsito.
Industri kimia merupakan industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional karena menjadi modal dasar bagi pengembangan industri di hilirnya, seperti industri makanan dan minuman, serat kain, tekstil, kemasan, barang plastik, elektronika, otomotif, hingga obat-obatan. Keberhasilan pembangunan industri nasional salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri kimia.
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor industri kimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.
Pentingnya industri kimia ditunjukkan dari besarnya kontribusi dalam PDB. Pada tahun 2022, industri kimia merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap sektor industri pengolahan nonmigas.
“Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri kimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Warsito.
“Kami sangat menghargai dan mengapresiasi investasi perluasan pabrik Acrylic Acid yang dilakukan oleh PT NSI yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, tetapi akhirnya berhasil dilaksanakan dengan baik,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito pada peresmian perluasan pabrik 3AA PT Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Banten, Selasa (23/5).
PT NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters, sekaligus merupakan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Acrylic Acid dan Acrylic Esters merupakan bahan kimia intermediate yang pemanfaatannya sangat luas, antara lain untuk bahan baku pada industri emulsi, polimer dan resin, akrilik fiber, dan poliolefin kopolimer.
Sedangkan SAP digunakan sebagai absorbent material pada disposable baby diapers atau popok sekali pakai.
Nippon Shokubai Group memiliki 20 persen pangsa pasar dunia untuk produk SAP, sehingga menjadikan Nippon Shokubai Group sebagai pemasok terbesar SAP di dunia.
Investasi proyek Acrylic Acid PT NSI tahap ketiga di Cilegon, Banten, menurut Warsito menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri kimia intermediate sangat besar.
Dengan penambahan kapasitas produk Acrylic Acid sebesar 100 ribu ton/tahun, total kapasitas Acrylic Acid PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi 240 ribu ton/tahun. Penambahan kapasitas produksi ini berkontribusi menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan Acrylic Acid domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
Dengan total nilai investasi sebesar 693 juta dolar AS hingga saat ini, PT NSI telah mampu menyerap tenaga kerja terampil dan membuka peluang lapangan pekerjaan baru.
“Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan sehingga investasi dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi Indonesia menjadi semakin kokoh,” imbuh Warsito.
Industri kimia merupakan industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional karena menjadi modal dasar bagi pengembangan industri di hilirnya, seperti industri makanan dan minuman, serat kain, tekstil, kemasan, barang plastik, elektronika, otomotif, hingga obat-obatan. Keberhasilan pembangunan industri nasional salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri kimia.
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor industri kimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.
Pentingnya industri kimia ditunjukkan dari besarnya kontribusi dalam PDB. Pada tahun 2022, industri kimia merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap sektor industri pengolahan nonmigas.
“Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri kimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Warsito.