Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa seorang bocah berusia lima tahun meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies.

“Anak itu meninggal pada Minggu (11/6) setelah sempat dirawat intensif di RSUD So’e,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan TTS Kabupaten TTS Dianar Atti dari So'e ibu Kota TTS, Senin.

Hal itu disampaikan berkaitan dengan perkembangan kasus sebaran rabies di Kabupaten TTS di Pulau Timor yang menjadi kasus rabies pertama di pulau yang satu daratan dengan negara tetangga Timor Leste itu.

Bocah lima tahun itu ujar dia digigit anjing rabies pada April lalu di Kecamatan Kualin Kabupaten TTS. Gigitan anjing rabies tidak hanya di satu tempat saja, namun hampir di sekujur tubuhnya.

“Sebenarnya kondisinya sempat membaik saja dan sudah menerima vaksin usai penetapan kejadian luar biasa (KLB), tetapi kasihan anak itu meninggal pada Minggu kemarin,” tambah dia.

Dengan adanya kasus baru meninggalnya bocah tersebut maka kini sudah ada dua orang meninggal dunia, akibat gigitan anjing rabies tersebut.

Korban pertama meninggal dunia pada Mei lalu dan berusia 45 tahun, sementara satu lagi berusia lima tahun.

Diapun menambahkan bahwa kasus penyebaran rabies di kabupaten TTS terus meningkat, walaupun berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah setempat.

Sampai dengan Minggu (11/6) kemarin jumlah kasus gigitan anjing rabies kepada masyarakat di TTS sudah mencapai 257 orang dan tersebar di 23 kecamatan dari total 32 kecamatan di kabupaten itu.

“Selain itu penyebaran juga sudah sampai ke 76 desa,” ujar dia.

Sehingga dia berharap agar masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas dan lebih penting adalah memvaksin anjingnya dan mengikat anjingnya sehingga tidak mudah terpapar rabies.


 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024