Jakarta (ANTARA) - Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito memastikan industri IKFT siap berpartisipasi mendukung pembangunan ibu kota Nusantara (IKN).
Hal itu disampaikan Warsito meninjau progres pembangunan kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/6), bersama asosiasi industri binaan IKFT.
“Kami optimistis, dengan kemampuan daya saing dan hasil produknya yang telah berkualitas, sektor IKFT kita bisa turut berpartisipasi dalam membangun infrastruktur IKN,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Warsito menambahkan sektor IKFT mulai dari hulu sampai hilir siap mengisi kebutuhan material maupun produk jadi untuk pembangunan IKN.
Pihaknya juga terus melakukan akselerasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), salah satunya dengan mendorong perusahaan meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Warsito menyebut saat ini sudah banyak produk sektor IKFT yang telah memiliki nilai TKDN di atas 40 persen.
“Kami akan terus mendorong produk dengan nilai TKDN di atas 40 persen untuk masuk ke dalam e-katalog nasional maupun e-katalog sektoral yang memudahkan transaksi pengadaan dilakukan secara elektronik, sehingga produk-produk IKFT melalui e-katalog dapat digunakan seluas-luasnya pada pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk pemerintah daerah dan BUMN,” paparnya.
Warsito mengemukakan pihaknya telah mengidentifikasi potensi dan kemampuan sektor IKFT dalam upaya mendukung pembangunan IKN.
Misalnya, industri semen memiliki total kapasitas 116 juta ton, dengan jumlah 16 perusahaan, dan nilai TKDN dari 77,32 persen sampai 98,65 persen.
Selanjutnya, industri barang dari semen total kapasitas 86 juta ton, dengan jumlah 88 perusahaan, dan nilai TKDN dari 34,61 persen sampai 98,74 persen.
“Industri ubin keramik punya total kapasitas 9,4 juta ton, dengan jumlah 37 perusahaan, dan nilai TKDN dari 25 persen sampai 91,17 persen. Selain itu, industri keramik saniter punya total kapasitas 175,6 ribu ton, dengan jumlah 10 perusahaan, dan nilai TKDN dari 29,68 persen sampai 83,69 persen,” sebutnya.
Ada pula industri kaca lembaran dengan total kapasitas 1,34 juta ton dari 2 perusahaan, dan nilai TKDN telah menembus 46,34 persen sampai 67,44 persen.
Berikutnya, industri glass block total dengan kapasitas 96 ribu ton dari satu perusahaan dengan nilai TKDN sebesar 65,97 persen.
“Untuk industri aspal buton, total kapasitasnya saat ini 1,9 juta ton dari 16 perusahaan, dengan nilai TKDN dari 43,34 persen sampai 95,55 persen. Kemudian, industri rockwool total kapasitasnya 40,5 ribu ton, dengan jumlah satu perusahaan dan nilai TKDN 31,97 persen serta industri refraktori dengan total kapasitas 550 ribu ton dari 10 perusahaan, dan nilai TKDN mulai 14,97 persen sampai 98,97 persen,” ujarnya.
Di industri barang dari karet untuk industri, saat ini terdapat 108 perusahaan dengan nilai TKDN dari 10,95 persen sampai 87,58 persen. Sedangkan, industri karet untuk infrastruktur, terdapat sembilan perusahaan dengan nilai TKDN dari 50,91 persen sampai 53,27 persen.
Selain itu, industri barang plastik untuk bangunan, kemampuannya didukungan dengan jumlah 319 perusahaan dan nilai TKDN dari 26,67 persen sampai 99,54 persen.
Di samping itu ada industri pipa plastik, dengan jumlah 254 perusahaan dan nilai TKDN dari 22,85 persen sampai 98,68 persen. Begitu pula industri cat dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun, dengan jumlah 150 perusahaan, dan nilai TKDN dari 9,56 persen sampai 94,18 persen.
Kemudian di industri kimia hulu, juga siap mengisi, yang sebagian besar merupakan industri penghasil bahan baku. Sektor ini sudah banyak mensertifikasi TKDN produknya dengan rentang nilai dari 25,2 persen sampai 92,74 persen.
"Produk dari sektor industri ini digunakan oleh industri hilirnya untuk memproduksi berbagai produk seperti di industri tekstil, industri karet, industri plastik, industri barang kimia, industri farmasi, dan industri barang galian bukan logam,” jelasnya.
Warsito menyatakan, pelaksanaan program P3DN akan memberikan dampak yang positif, seperti memperkuat struktur industri dalam negeri sehingga dapat menjamin kemandirian dan stabilitas perekonomian nasional.
“Pembangunan kawasan IKN dan penyangganya, akan memberikan peluang dan tantangan yang dapat dimanfaatkan untuk industri dalam negeri,” kata Warsito.
Hal itu disampaikan Warsito meninjau progres pembangunan kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/6), bersama asosiasi industri binaan IKFT.
“Kami optimistis, dengan kemampuan daya saing dan hasil produknya yang telah berkualitas, sektor IKFT kita bisa turut berpartisipasi dalam membangun infrastruktur IKN,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Warsito menambahkan sektor IKFT mulai dari hulu sampai hilir siap mengisi kebutuhan material maupun produk jadi untuk pembangunan IKN.
Pihaknya juga terus melakukan akselerasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), salah satunya dengan mendorong perusahaan meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Warsito menyebut saat ini sudah banyak produk sektor IKFT yang telah memiliki nilai TKDN di atas 40 persen.
“Kami akan terus mendorong produk dengan nilai TKDN di atas 40 persen untuk masuk ke dalam e-katalog nasional maupun e-katalog sektoral yang memudahkan transaksi pengadaan dilakukan secara elektronik, sehingga produk-produk IKFT melalui e-katalog dapat digunakan seluas-luasnya pada pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk pemerintah daerah dan BUMN,” paparnya.
Warsito mengemukakan pihaknya telah mengidentifikasi potensi dan kemampuan sektor IKFT dalam upaya mendukung pembangunan IKN.
Misalnya, industri semen memiliki total kapasitas 116 juta ton, dengan jumlah 16 perusahaan, dan nilai TKDN dari 77,32 persen sampai 98,65 persen.
Selanjutnya, industri barang dari semen total kapasitas 86 juta ton, dengan jumlah 88 perusahaan, dan nilai TKDN dari 34,61 persen sampai 98,74 persen.
“Industri ubin keramik punya total kapasitas 9,4 juta ton, dengan jumlah 37 perusahaan, dan nilai TKDN dari 25 persen sampai 91,17 persen. Selain itu, industri keramik saniter punya total kapasitas 175,6 ribu ton, dengan jumlah 10 perusahaan, dan nilai TKDN dari 29,68 persen sampai 83,69 persen,” sebutnya.
Ada pula industri kaca lembaran dengan total kapasitas 1,34 juta ton dari 2 perusahaan, dan nilai TKDN telah menembus 46,34 persen sampai 67,44 persen.
Berikutnya, industri glass block total dengan kapasitas 96 ribu ton dari satu perusahaan dengan nilai TKDN sebesar 65,97 persen.
“Untuk industri aspal buton, total kapasitasnya saat ini 1,9 juta ton dari 16 perusahaan, dengan nilai TKDN dari 43,34 persen sampai 95,55 persen. Kemudian, industri rockwool total kapasitasnya 40,5 ribu ton, dengan jumlah satu perusahaan dan nilai TKDN 31,97 persen serta industri refraktori dengan total kapasitas 550 ribu ton dari 10 perusahaan, dan nilai TKDN mulai 14,97 persen sampai 98,97 persen,” ujarnya.
Di industri barang dari karet untuk industri, saat ini terdapat 108 perusahaan dengan nilai TKDN dari 10,95 persen sampai 87,58 persen. Sedangkan, industri karet untuk infrastruktur, terdapat sembilan perusahaan dengan nilai TKDN dari 50,91 persen sampai 53,27 persen.
Selain itu, industri barang plastik untuk bangunan, kemampuannya didukungan dengan jumlah 319 perusahaan dan nilai TKDN dari 26,67 persen sampai 99,54 persen.
Di samping itu ada industri pipa plastik, dengan jumlah 254 perusahaan dan nilai TKDN dari 22,85 persen sampai 98,68 persen. Begitu pula industri cat dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun, dengan jumlah 150 perusahaan, dan nilai TKDN dari 9,56 persen sampai 94,18 persen.
Kemudian di industri kimia hulu, juga siap mengisi, yang sebagian besar merupakan industri penghasil bahan baku. Sektor ini sudah banyak mensertifikasi TKDN produknya dengan rentang nilai dari 25,2 persen sampai 92,74 persen.
"Produk dari sektor industri ini digunakan oleh industri hilirnya untuk memproduksi berbagai produk seperti di industri tekstil, industri karet, industri plastik, industri barang kimia, industri farmasi, dan industri barang galian bukan logam,” jelasnya.
Warsito menyatakan, pelaksanaan program P3DN akan memberikan dampak yang positif, seperti memperkuat struktur industri dalam negeri sehingga dapat menjamin kemandirian dan stabilitas perekonomian nasional.
“Pembangunan kawasan IKN dan penyangganya, akan memberikan peluang dan tantangan yang dapat dimanfaatkan untuk industri dalam negeri,” kata Warsito.