Timika (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan bakti sosial (baksos) operasi katarak dan bibir sumbing di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika Wonosari Jaya di Mimika, Papua Tengah, Rabu.
Bakti sosial kolaborasi multihelix ini diinisiasi Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dengan PT Freeport Indonesia (PTFI), Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Mabes TNI, Polri, TNI AD, TNI AL, TNI AU, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, MIND ID, serta sejumlah organisasi kedokteran.
"Saya sungguh mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PPAD, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timika Papua, PTFI, dan seluruh pihak yang telah berhasil melaksanakan kegiatan operasi katarak dan bakti sosial ini bagi masyarakat Papua, khususnya di Timika," ujar Wapres.
Wapres menyampaikan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, namun perlu berkolaborasi dengan berbagai simpul lembaga dalam menghadirkan pelayanan publik.
Menurutnya, kolaborasi multihelix sangat membantu, utamanya dalam menjangkau mereka yang ada di daerah terpencil dengan segera.
Selain itu, lanjutnya, pelaksanaan baksos tersebut menunjukkan masyarakat Papua tidak pernah ditinggalkan oleh saudara-saudaranya sebangsa dan se-Tanah Air.
Lebih jauh Wapres selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) atau Badan Pengarah Papua menyampaikan kolaborasi baksos secara nyata mengedepankan solidaritas dan persatuan sebagai bagian mewujudkan Papua yang sejahtera, aman, dan damai.
"Saya gembira melihat warga berduyun-duyun datang untuk mendapatkan pengobatan dan juga bahan pokok," jelasnya.
Wapres menilai tema baksos “Kitorang Melihat Terang” menjadi suatu mukjizat bagi para penderita katarak.
"Slogan Kitorang Melihat Terang telah mewujud secara nyata. Terang tidak saja bagi kembalinya penglihatan saudara-saudara kita di sini, tetapi juga terang akan Papua yang maju wilayahnya, makmur ekonominya, pintar sumber daya manusianya," ujar Wapres.
Wapres meminta baksos multihelix menjadi contoh kolaborasi multihelix bagi kegiatan-kegiatan serupa pada masa datang dan diterapkan untuk mengelola isu dan agenda strategis nasional, seperti pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting di Papua.
Bakti sosial kolaborasi multihelix ini diinisiasi Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dengan PT Freeport Indonesia (PTFI), Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Mabes TNI, Polri, TNI AD, TNI AL, TNI AU, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, MIND ID, serta sejumlah organisasi kedokteran.
"Saya sungguh mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PPAD, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timika Papua, PTFI, dan seluruh pihak yang telah berhasil melaksanakan kegiatan operasi katarak dan bakti sosial ini bagi masyarakat Papua, khususnya di Timika," ujar Wapres.
Wapres menyampaikan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, namun perlu berkolaborasi dengan berbagai simpul lembaga dalam menghadirkan pelayanan publik.
Menurutnya, kolaborasi multihelix sangat membantu, utamanya dalam menjangkau mereka yang ada di daerah terpencil dengan segera.
Selain itu, lanjutnya, pelaksanaan baksos tersebut menunjukkan masyarakat Papua tidak pernah ditinggalkan oleh saudara-saudaranya sebangsa dan se-Tanah Air.
Lebih jauh Wapres selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) atau Badan Pengarah Papua menyampaikan kolaborasi baksos secara nyata mengedepankan solidaritas dan persatuan sebagai bagian mewujudkan Papua yang sejahtera, aman, dan damai.
"Saya gembira melihat warga berduyun-duyun datang untuk mendapatkan pengobatan dan juga bahan pokok," jelasnya.
Wapres menilai tema baksos “Kitorang Melihat Terang” menjadi suatu mukjizat bagi para penderita katarak.
"Slogan Kitorang Melihat Terang telah mewujud secara nyata. Terang tidak saja bagi kembalinya penglihatan saudara-saudara kita di sini, tetapi juga terang akan Papua yang maju wilayahnya, makmur ekonominya, pintar sumber daya manusianya," ujar Wapres.
Wapres meminta baksos multihelix menjadi contoh kolaborasi multihelix bagi kegiatan-kegiatan serupa pada masa datang dan diterapkan untuk mengelola isu dan agenda strategis nasional, seperti pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting di Papua.