Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan anak dalam tumbuh kembangnya berhak untuk mendapat pendidikan moderasi beragama, dalam rangka membangun generasi muda unggul dan moderat secara kepribadian dan pemikiran.
"Oleh karena itu, pendidikan moderasi beragama harus dilaksanakan dan diajarkan sejak dini," ucap Ketua FKPT Provinsi Sulawesi Tengah, Muhd Nur Sangadji, di Palu, Minggu, terkait momentum Hari Anak Nasional Tahun 2023.
Menurut FKPT Sulteng Hari Anak Nasional Tahun 2023, menjadi momentum yang baik, untuk merajut komitmen multipihak dalam mengoptimalkan pemenuhan hak dan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan fisik maupun non-fisik.
Salah satu bentuk perlindungan dalam tumbuh kembang anak ialah, menurut dia, memberikan pemahaman dan pendidikan kepada anak tentang pendidikan moderasi.
Pendidikan tersebut menjadi pendekatan dalam membangun daya tangkal generasi muda dari bahaya radikalisme.
"Kasus bom salah satu rumah ibadah di Surabaya pada tahun 2018, harus menjadi pelajaran multi pihak, bahwa perlindungan terhadap anak dari bahaya radikalisme sangat penting dilakukan," ujarnya.
Oleh karena itu, tumbuh kembang anak yang bebas dari asupan faham intoleransi dan radikalisme, harus menjadi tanggung jawab multi pihak sesuai konsep pentahelix.
"Artinya, hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan BNPT semata. Lebih dari itu, semua stakeholder perlu untuk bersinergi membina generasi muda tumbuh tanpa terkontaminasi radikalisme," kata dia.
"Kelompok pemuda cenderung menjadi salah satu komponen sasaran penyebaran faham intoleransi, radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Dengan demikian mitigasi berbasis pendidikan moderasi harus dilakukan secara sistematis dan massif. Hal ini penting, demi menyiapkan generasi pelanjut pembangunan dan merawat keutuhan bangsa.
FKPT Sulteng sejauh ini terus melakukan upaya edukasi untuk melindungi generasi muda dari berbagai ancaman penyebaran faham intoleransi dan radikalisme.
Kegiatan itu di antaranya festival musik bertajuk "Asik Bang" yang bertujuan untuk menjadikan pemuda sebagai garda depan dalam pencegahan radikalisme melalui musik.
"Kemudian, pada bulan Agustus 2023, FKPT akan melaksanakan Kenduri Desa Damai Cegah Radikalisme, yang muatan kegiatannya meliputi pencanangan desa damai, makan bersama secara adat, dialog radikalisme, modero, pameran UMKM dan pementasan musik oleh pelajar tingkat SLTA," ungkapnya.
"Oleh karena itu, pendidikan moderasi beragama harus dilaksanakan dan diajarkan sejak dini," ucap Ketua FKPT Provinsi Sulawesi Tengah, Muhd Nur Sangadji, di Palu, Minggu, terkait momentum Hari Anak Nasional Tahun 2023.
Menurut FKPT Sulteng Hari Anak Nasional Tahun 2023, menjadi momentum yang baik, untuk merajut komitmen multipihak dalam mengoptimalkan pemenuhan hak dan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan fisik maupun non-fisik.
Salah satu bentuk perlindungan dalam tumbuh kembang anak ialah, menurut dia, memberikan pemahaman dan pendidikan kepada anak tentang pendidikan moderasi.
Pendidikan tersebut menjadi pendekatan dalam membangun daya tangkal generasi muda dari bahaya radikalisme.
"Kasus bom salah satu rumah ibadah di Surabaya pada tahun 2018, harus menjadi pelajaran multi pihak, bahwa perlindungan terhadap anak dari bahaya radikalisme sangat penting dilakukan," ujarnya.
Oleh karena itu, tumbuh kembang anak yang bebas dari asupan faham intoleransi dan radikalisme, harus menjadi tanggung jawab multi pihak sesuai konsep pentahelix.
"Artinya, hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan BNPT semata. Lebih dari itu, semua stakeholder perlu untuk bersinergi membina generasi muda tumbuh tanpa terkontaminasi radikalisme," kata dia.
"Kelompok pemuda cenderung menjadi salah satu komponen sasaran penyebaran faham intoleransi, radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Dengan demikian mitigasi berbasis pendidikan moderasi harus dilakukan secara sistematis dan massif. Hal ini penting, demi menyiapkan generasi pelanjut pembangunan dan merawat keutuhan bangsa.
FKPT Sulteng sejauh ini terus melakukan upaya edukasi untuk melindungi generasi muda dari berbagai ancaman penyebaran faham intoleransi dan radikalisme.
Kegiatan itu di antaranya festival musik bertajuk "Asik Bang" yang bertujuan untuk menjadikan pemuda sebagai garda depan dalam pencegahan radikalisme melalui musik.
"Kemudian, pada bulan Agustus 2023, FKPT akan melaksanakan Kenduri Desa Damai Cegah Radikalisme, yang muatan kegiatannya meliputi pencanangan desa damai, makan bersama secara adat, dialog radikalisme, modero, pameran UMKM dan pementasan musik oleh pelajar tingkat SLTA," ungkapnya.