Donggala (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah (Sulteng) membawa program Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama (Gembira Beragama) di Kabupaten Donggala.
"Ini merupakan salah satu cara, untuk menyosialisasikan program pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat, khususnya di Donggala dan Sulteng pada umumnya," kata Penjabat BNPT RI Eldi Bisma di Donggala, Senin.
Dia menjelaskan program itu merupakan hasil kerja sama antara Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) RI dan FKPT Sulteng. Diharapkan kegiatan itu dapat merangkul berbagai tokoh agama, masyarakat, pemuda dan perempuan di Donggala, untuk mencegah terjadinya radikalisme dan terorisme.
"Diharapkan pengaruh para tokoh itu, dapat menularkan kembali informasi yang mereka sampaikan kepada lingkungan mereka," katanya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dimana BNPT sebagai sektor terdepan dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Dengan mengkoordinasikan seluruh kementerian dan lembaga yang ada, untuk melaksanakan strategi nasional penanggulangan terorisme guna mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat.
Sehingga keterlibatan masyarakat yang didukung oleh kolaborasi seluruh komponen bangsa, dimana setiap warga memiliki daya cegah, daya tangkal, dan daya lawan terhadap bahaya ideologi kekerasan, radikalisme, dan terorisme.
"Kami juga melakukan penguatan pada pemahaman dan implementasi moderasi beragama," ujarnya.
Selain itu, diberikan pula pemahaman anti radikalisme dan terorisme kepada para tokoh muda umat beragama dari lintas agama, agar dapat ditransformasikan di lingkungannya masing-masing.
Kegiatan yang mengusung tema, pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui FKPT Sulteng itu, diikuti puluhan peserta dari berbagai kelompok masyarakat dan pemuda. Adapun narasumber kegiatan itu yakni Haerolah Muh Arief dari Kementerian Agama Kabupaten Donggala dan Sholehuddin Akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama.