Jakarta (ANTARA) -
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan tenaga surya memiliki peran yang strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
 
"Indonesia melihat surya ini menjadi sumber energi terbarukan yang strategis. Kami ingin melihat energi terbarukan lainnya bisa menyediakan kontribusi yang cukup besar bagi bauran energi kita. Indonesia sudah siap," katanya dalam Indosolar Expo 2023 di Jakarta, Selasa.
 
Dadan menyebutkan pemerintah terus berkoordinasi dengan banyak pemangku kepentingan untuk menjadikan ASEAN sebagai hub penting di bidang transisi energi, paling tidak di kawasan Asia, khususnya dengan pengembangan energi surya.
 
Ia mengatakan sebagai negara tropis, Indonesia tidak memiliki isu soal sumber energi matahari.
 
"Indonesia dan Singapura itu berbagi sumber yang serupa dalam hal sinar matahari. Bedanya cuma di area, kita punya 2 juta kilometer persegi, sementara Singapura punya 700 kilometer persegi. Cuma itu bedanya," katanya.
 
Dadan mengatakan ASEAN juga punya target porsi energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23 persen sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC).
 
"Ini target bersama, jadi saat ini target kita memberikan kontribusi," katanya.
 
Dadan menambahkan pasar tenaga surya di kawasan ASEAN juga tercatat cukup besar seiring dengan banyaknya negara-negara di kawasan ini yang telah memproduksi rantai pasok tenaga surya.
 
Dari total 73 gigawatt kapasitas manufaktur listrik tenaga surya di ASEAN, saat ini separuhnya dipasok oleh ASEAN.
 
"Indonesia juga berusaha memberikan kontribusi yang baik khususnya dalam penyediaan energi berkelanjutan, sehingga isu strategis surya ini bisa dipandang dalam peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN," katanya.
 
  

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024