Pemerintah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah siap melakukan intervensi bantuan benih padi kepada petani terdampak sebagai upaya untuk pemulihan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten itu.
"Pertanian salah satu sektor penting untuk segera dipulihkan, sebab hal ini menyangkut dengan ketahanan pangan daerah," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong Dadan Priatna dihubungi dari Palu.
Dia mengemukakan dari hasil pemetaan dan asesmen yang dilakukan penyuluh pertanian di kabupaten itu, sekitar 119 hektare sawah milik warga mengalami puso atau rusak akibat dampak banjir.
119 hektare sawah yang rusak berada di wilayah Kecamatan Toribulu milik 266 petani di Desa Sienjo, Desa Toribulu dan Desa Toribulu Selatan, serta sekitar 82 hektare sawah di wilayah tersebut terdampak rendaman namun tidak mengalami puso.
"Sebagai percepatan pemulihan di masa tanggap darurat kami segera mengerahkan alat berat untuk mengeruk sedimentasi terbawa banjir," ujarnya.
Dari laporan penyuluh pertanian di lapangan, umur tanaman padi yang mengalami puso bervariasi ada usia tanam baru beranjak tujuh hari ada pula yang siap panen.
Setelah nanti selesai pembersihan material lumpur, pemerintah setempat menyiapkan benih untuk diberikan kepada petani setempat, supaya mereka kembali berproduksi.
"Kami juga mengerahkan penyuluh melakukan pendampingan terhadap petani guna membangkitkan kembali semangat mereka untuk berproduksi," tutur Dadan.
Berdasarkan surat Keputusan Bupati Parigi Moutong nomor: 300. 2.2/891/BPBD tentang status tanggap darurat bencana banjir, Pemkab Parigi Moutong menetapkan sembilan desa terdampak bencana hidrometeorologi yakni Desa Tanahlanto, Desa Astina, Desa Torue Kecamatan Torue, Desa Tindaki, Desa Nambaru Kecamatan Parigi Selatan, Desa Singura, Desa Sibalago, Desa Sienjo dan Desa Toribulu Kecamatan Toribulu.
"Secepatnya dilakukan pemulihan, sebab masa tanggap darurat berlaku 14 hari terhitung sejak 24 Juni hingga 7 Juli 2024," kata dia.