Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengoptimalkan pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme melalui program kegiatan lunak.
"Iya, FKPT Sulteng sesuai fungsinya melakukan koordinasi untuk menggencarkan kegiatan lunak dalam rangka pencegahan radikalisme dan terorisme," kata Ketua FKPT Provinsi Sulteng Muhd Nur Sangadji, di Palu, Rabu.
Dalam menggencarkan pencegahan melalui program kegiatan lunak, kata Nur Sangadji, FKPT Sulteng menggandeng pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten dan kota, serta melibatkan pihak lain untuk bersama-sama mencegah radikalisme.
Salah satu program kegiatan lunak yang dilaksanakan oleh FKPT Sulteng yaitu Kenduri Desa Damai Cegah Radikalisme, yang telah dilaksanakan di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi.
Nur Sangadji menambahkan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ni.
Oleh karena itu, menurut dia, langkah pencegahan melalui pendekatan lunak sangat penting dilakukan.
Berdasarkan hasil survei BNPT tahun 2020 bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah diseminasi media sosial, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.
"Kearifan lokal dapat berfungsi menjadi penyaring nilai-nilai dari luar yang kurang sesuai dengan kultur budaya bangsa," ujarnya.
Kearifan lokal juga merupakan objek yang vital dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah, katanya menambahkan.
Ia menambahkan pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme tidak bisa dilaksanakan hanya oleh aparatur keamanan semata. Apakah itu kepolisian, TNI, BNPT atau FKPT.
"Sehingga dibutuhkan sinergi yang kuat antara aparatur keamanan dengan masyarakat tanpa terkecuali, karena bahaya terorisme menyasar tanpa memandang pangkat, jabatan, status sosial, suku, RAS, dan agama tertentu," ungkapnya.
Ketua FKPT Provinsi Sulteng Muhd Nur Sangadji, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Rahmat Suhendro dan Bupati Sigi Mohamad Irwan berpegangan tangan dan foto bersama pada kegiatan Kenduri Desa Damai Cegah Radikalisme, Rabu (23/8/2023). (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Iya, FKPT Sulteng sesuai fungsinya melakukan koordinasi untuk menggencarkan kegiatan lunak dalam rangka pencegahan radikalisme dan terorisme," kata Ketua FKPT Provinsi Sulteng Muhd Nur Sangadji, di Palu, Rabu.
Dalam menggencarkan pencegahan melalui program kegiatan lunak, kata Nur Sangadji, FKPT Sulteng menggandeng pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten dan kota, serta melibatkan pihak lain untuk bersama-sama mencegah radikalisme.
Salah satu program kegiatan lunak yang dilaksanakan oleh FKPT Sulteng yaitu Kenduri Desa Damai Cegah Radikalisme, yang telah dilaksanakan di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi.
Nur Sangadji menambahkan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ni.
Oleh karena itu, menurut dia, langkah pencegahan melalui pendekatan lunak sangat penting dilakukan.
Berdasarkan hasil survei BNPT tahun 2020 bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah diseminasi media sosial, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.
"Kearifan lokal dapat berfungsi menjadi penyaring nilai-nilai dari luar yang kurang sesuai dengan kultur budaya bangsa," ujarnya.
Kearifan lokal juga merupakan objek yang vital dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah, katanya menambahkan.
Ia menambahkan pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme tidak bisa dilaksanakan hanya oleh aparatur keamanan semata. Apakah itu kepolisian, TNI, BNPT atau FKPT.
"Sehingga dibutuhkan sinergi yang kuat antara aparatur keamanan dengan masyarakat tanpa terkecuali, karena bahaya terorisme menyasar tanpa memandang pangkat, jabatan, status sosial, suku, RAS, dan agama tertentu," ungkapnya.