BNPT dan FKPT Sulteng canangkan Kalukubula sebagai desa damai

id BNPT, paham radikal, Terorisme, FKPT, BNPT, desa Kalukubula, kabupaten Sigi, sulteng ,Desa damai

BNPT dan FKPT Sulteng canangkan Kalukubula sebagai desa damai

Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Rahmat Suhendro menandatangani prasasti pencanangan desa damai di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, Sabtu (19/8/2023). ANTARA/HO-FKPT Sulteng

Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah mencanangkan Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, sebagai desa damai guna pencegahan tindak kekerasan dan paham radikal tumbuh di masyarakat.


 


"Dengan dicanangkan Desa Kalukubula sebagai desa damai, maka desa ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Sulteng agar menjaga perdamaian dalam kehidupan sosial bermasyarakat," kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel Rahmat Suhendro pada kegiatan "Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri" atau "Kenduri" yang dilaksanakan FKPT Sulteng di Sigi, Sabtu.


 


Ia menjelaskan program nasional yang digagas BNPT ini guna menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjalin hubungan sosial yang baik, menjaga keamanan, dan kenyamanan antarsesama, sekaligus siap siaga menghadapi ancaman ideologi kekerasan yang berujung pada aksi teror.


 


Menurut dia, desa punya peran penting dalam memelihara suasana kondusif dan keamanan. Pencegahan dapat dilakukan dari lingkungan terkecil literasi lawan paham radikal guna membangun kesadaran bersama agar bisa meminimalisir dampak kekerasan.


 


"Aksi terorisme adalah tindakan kejahatan luar biasa dan merupakan tindakan melanggar HAM. Dampak terorisme tidak hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda, namun dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.


 


Sebagai masyarakat yang cinta Tanah Air, ujar dia, maka dibutuhkan toleransi antarumat beragama karena paham-paham radikal menyusup di tengah kehidupan sosial selalu membawa-bawa agama.


 


Dia mengatakan sikap toleransi dan semangat gotong royong merupakan karakter rakyat Indonesia. Kearifan lokal dapat berfungsi menjadi penyaring nilai-nilai dari luar yang kurang sesuai dengan budaya bangsa, termasuk sebagai objek vital dalam pencegahan paham radikal di suatu daerah.


 


"Lingkup kearifan lokal yang tidak terbatas gender, usia, agama, dan generasi menjadikan masyarakat dapat hidup berdampingan serta mempunyai landasan yang baik dalam menangkal paham radikal dan teror di negeri ini," ucap Rahmat.


 


ia mengatakan proses penanggulangan terorisme butuh kolaborasi semua pihak karena tanpa itu semua sulit bagi aparat keamanan menjalankan program ini.


 


"Kami berharap pemerintah daerah (pemda) setempat ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan paham radikal dan teror tumbuh di masyarakat," kata dia.