Palu, (antarasulteng.com) - Camat Kecamatan Ulujadi Kota Palu, Sulawesi Tengah, Nawab Kursaid melibatkan pengusaha tambang galian C di wilayahnya untuk berpartisipasi tanggulangi bencana alam.
"Saya telah meminta kepada semua pengusaha tambang galian pasir, batu dan lainnya di wilayah Ulujadi untuk turut serta menanggulangi bencana," ucap Camat Nawab Kursaid di Palu, Minggu.
Kata Nawab Kursaid pelibatan pengusaha tambang galian c, dikarenakan aktivitas petambangan mereka di bagian hulu Kelurahan Watusampu dan Kelurahan Buluri turut serta membuat perubahan alur sungai.
Dimana, sebut dia, ketika terjadi hujan deras, air dari bagian hulu tidak mengalir sesuai dengan alurnya, sehingga menghantam rumah-rumah warga yang ada di dua kelurahan tersebut.
"Salah satu penyebab terjadinya bencana banjir di kelurahan Watusapu dan Buluri disebabkan adanya kegiatan pengambilan material oleh investor di bagian hulu," ujarnya.
Begitu pula, urai dia, dengan bencana banjir yang menimpa warga, merusak infastruktur jalan dan jembatan serta jaringan air bersih di Kelurahan Silae dan Tipo
Namun kegiatan pengambilan material di dua kelurahan itu bukan oleh investor tambang, melainkan oleh masyarakat setempat sebagai penghidupannya.
"Kami sudah melarang masyarakat di dua kelurahan itu untuk tidak lagi mengambil material batu di sungai, karena dampak negatifnya sangat besar," katanya.
Dia juga mengakui bahwa pihaknya telah menyosialisasikan kepada masyarakat diwilayahnya tentang surat pernyataan tanggap darurat bencana nomor : 360/100/BPBD, yang dikeluarkan oleh Wali Kota Palu, Hidayat.
"Saya telah meminta kepada semua pengusaha tambang galian pasir, batu dan lainnya di wilayah Ulujadi untuk turut serta menanggulangi bencana," ucap Camat Nawab Kursaid di Palu, Minggu.
Kata Nawab Kursaid pelibatan pengusaha tambang galian c, dikarenakan aktivitas petambangan mereka di bagian hulu Kelurahan Watusampu dan Kelurahan Buluri turut serta membuat perubahan alur sungai.
Dimana, sebut dia, ketika terjadi hujan deras, air dari bagian hulu tidak mengalir sesuai dengan alurnya, sehingga menghantam rumah-rumah warga yang ada di dua kelurahan tersebut.
"Salah satu penyebab terjadinya bencana banjir di kelurahan Watusapu dan Buluri disebabkan adanya kegiatan pengambilan material oleh investor di bagian hulu," ujarnya.
Begitu pula, urai dia, dengan bencana banjir yang menimpa warga, merusak infastruktur jalan dan jembatan serta jaringan air bersih di Kelurahan Silae dan Tipo
Namun kegiatan pengambilan material di dua kelurahan itu bukan oleh investor tambang, melainkan oleh masyarakat setempat sebagai penghidupannya.
"Kami sudah melarang masyarakat di dua kelurahan itu untuk tidak lagi mengambil material batu di sungai, karena dampak negatifnya sangat besar," katanya.
Dia juga mengakui bahwa pihaknya telah menyosialisasikan kepada masyarakat diwilayahnya tentang surat pernyataan tanggap darurat bencana nomor : 360/100/BPBD, yang dikeluarkan oleh Wali Kota Palu, Hidayat.