Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan 11 desa di Kabupaten Banggai Kepulauan dilanda kekeringan akibat musim kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El Nino.
 
"Sekarang ini kemarau panjang sudah berdampak. Ada 11 desa di dua kecamatan yang dilanda kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus di Palu, Selasa.
 
 
Ia mengemukakan 11 desa yang mengalami kekeringan atau dilanda krisis air bersih tersebut, yakni Desa Alul, Desa Kambal, Desa Tolo, Desa Lalanday, Desa Montomisan, Desa Tolong di Kecamatan Bulagi dan Desa Momotan, Desa Unu, Desa Mangais, Desa Palabatu Satu, dan Desa Pipilogot Paipaisu di Kecamatan Bulagi Selatan.
 
Menurut dia, kekeringan disebabkan intensitas hujan yang menurun sejak Agustus 2023, dan mengakibatkan sumber mata air berkurang, sehingga warga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
 
"Saat ini tim reaksi cepat (TRC) kami di Kabupaten Banggai Kepulauan melakukan pendistribusian air bersih kepada masyarakat setempat," kata dia.
 
Dari bencana kekeringan itu, sebanyak 236 kepala keluarga (KK) atau 287 jiwa terdampak di Desa Alul, 163 KK di Desa Kambal, 106 KK di Desa Tolo, 143 KK Desa Lalanday, 110 KK di Desa Montomisan, dan 115 KK di Desa Tolong.
 
Selanjutnya, 81 KK atau 241 jiwa di Desa Momotan, 67 KK atau 192 jiwa di Dusun Latean, Desa Unu, 24 KK/73 jiwa di Dusun Batong, Desa Mangais, 60 KK/172 jiwa di Dusun Tokook dan Dusun Kokondong, Desa Palabatu Satu, dan 72 KK/230 jiwa di Desa Pipilogot Paipaisu.
 
 
"Sampai saat ini tim kami masih melakukan asesmen di daerah tersebut, tapi untuk kebutuhan mendesak yang saat ini berupaya untuk dipenuhi yakni air bersih," kata dia.
 
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menetapkan status siaga darurat El Nino selama 30 hari sejak 8 September hingga 7 Oktober 2023, kemudian diperpanjang hingga Desember 2023.

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024