Palu (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu, Sulawesi Tengah melatih para personel teknik penyelamatan korban yang terjebak di ruang terbatas atau Confined Space Rescue (CSR).
"Kemahiran dalam operasi pencarian di tempat yang tidak bisa dijangkau secara normal, penting. Tindakan penyelamatan di ruang yang terbatas butuh keahlian, sehingga kami meningkatkan kapasitas personel," kata Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Palu Andrias Hendrik Johanes di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan, setiap personel harus memiliki kemampuan dalam upaya tindakan penyelamatan, kemampuan itu harus ditunjang dengan teknik dalam setiap operasi.
Dalam dunia SAR, peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkala, ini dimaksudkan untuk menyegarkan kembali metode-metode penyelamatan yang sudah pernah dipelajari.
"Pelatihan ini berlangsung dua hari, di mulai 1-2 September 2023," ujarnya.
Menurut dia, pelaksanaan operasi SAR wajib memperhatikan standar operasional prosedur (SOP), dalam artian tindakan penyelamatan dilakukan tidak hanya memperhatikan keselamatan korban, tetapi keamanan dan keselamatan individu juga menjadi bagian penting dalam menjalankan operasi.
Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan, perlu memperhatikan kondisi lapangan, dan memastikan peralatan digunakan mendukung kegiatan operasi.
"Kami melibatkan 22 personel ikut pelatihan ini dengan harapan melalui peningkatan kapasitas, kemampuan masing-masing personel dapat diandalkan saat menjalankan tugas," ucap Andrias.
Adapun materi diberikan kepada peserta pada hari pertama yakni terapi oksigen, mekanikal advantage system, arizona vortex, skate block system, pengaplikasian self contained breathing apparatus (SCBA), BA tes.
"Hari kedua peserta dibagi dalam tim melakukan simulasi pertolongan di ruangan sempit sebagai implementasi materi ruangan," kata dia.
"Kemahiran dalam operasi pencarian di tempat yang tidak bisa dijangkau secara normal, penting. Tindakan penyelamatan di ruang yang terbatas butuh keahlian, sehingga kami meningkatkan kapasitas personel," kata Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Palu Andrias Hendrik Johanes di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan, setiap personel harus memiliki kemampuan dalam upaya tindakan penyelamatan, kemampuan itu harus ditunjang dengan teknik dalam setiap operasi.
Dalam dunia SAR, peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkala, ini dimaksudkan untuk menyegarkan kembali metode-metode penyelamatan yang sudah pernah dipelajari.
"Pelatihan ini berlangsung dua hari, di mulai 1-2 September 2023," ujarnya.
Menurut dia, pelaksanaan operasi SAR wajib memperhatikan standar operasional prosedur (SOP), dalam artian tindakan penyelamatan dilakukan tidak hanya memperhatikan keselamatan korban, tetapi keamanan dan keselamatan individu juga menjadi bagian penting dalam menjalankan operasi.
Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan, perlu memperhatikan kondisi lapangan, dan memastikan peralatan digunakan mendukung kegiatan operasi.
"Kami melibatkan 22 personel ikut pelatihan ini dengan harapan melalui peningkatan kapasitas, kemampuan masing-masing personel dapat diandalkan saat menjalankan tugas," ucap Andrias.
Adapun materi diberikan kepada peserta pada hari pertama yakni terapi oksigen, mekanikal advantage system, arizona vortex, skate block system, pengaplikasian self contained breathing apparatus (SCBA), BA tes.
"Hari kedua peserta dibagi dalam tim melakukan simulasi pertolongan di ruangan sempit sebagai implementasi materi ruangan," kata dia.