Banggai Kepulauan (ANTARA) -
Pertamina EP Donggi Matindok Field mengusung Program Kokolomboi Lestari di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Program ini mengatasi masalah degradasi hutan yang menyebabkan lahan kritis dan mengancam satwa endemik Pulau Peleng yakni Tarsius dan Gagak Banggai. Solusi dari permasalahan ini adalah Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Konservasi Berbasis Apikultur. Donggi Matindok Field mengusung Program Kokolomboi Lestari di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Program ini mengatasi masalah degradasi hutan yang menyebabkan lahan kritis dan mengancam satwa endemik Pulau Peleng yakni Tarsius dan Gagak Banggai. Solusi dari permasalahan ini adalah Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Konservasi Berbasis Apikultur.
satwa endemik Tarsius Peleng. Foto : ANTARA/HO/ (Dokumentasi Pertamina EP Donggi Matindok.)Tarsius Peleng. Foto : ANTARA/HO/ (Dokumentasi Pertamina EP Donggi Matindok.)
Hasilnya, terjadi restorasi lahan sebesar 4 Ha dan peningkatan satwa endemik Tarsius Peleng dari sebelumnya 17 ekor menjadi 46 ekor dan Gagak Banggai dari 1 ekor menjadi 8 ekor (Hasil Monitoring DMF dan DLH). Program ini juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui budidaya madu dan wisata minat khususTarsius Peleng dari sebelumnya 17 ekor menjadi 46 ekor dan Gagak Banggai dari 1 ekor menjadi 8 ekor (Hasil Monitoring DMF dan DLH). Program ini juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui budidaya madu dan wisata minat khusus. “Program ini tidak hanya menghasilkan perbaikan ekonomi yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan berdaya, namun yang terpenting adalah transformasi perilaku kelompok binaan menjadi pejuang lingkungan,” ujar Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak. Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak.
Disamping itu General Manager Zona 13 Benny Sidik menyampaikan Hal ini merupakan wujud komitmen Industri Hulu Migas dalam menyelaraskan hubungan manusia dengan alam melalui implementasi aspek ESG. "Amanah baru ini semoga menjadi semangat baru bagi Perusahaan untuk lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
General Manager Zona 13 Benny Sidik menyampaikan Hal ini merupakan wujud komitmen Industri Hulu Migas dalam menyelaraskan hubungan manusia dengan alam melalui implementasi aspek ESG. "Amanah baru ini semoga menjadi semangat baru bagi Perusahaan untuk lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
Ekonomi masyarakat lokal melalui budidaya madu dan wisata minat khusus. Foto : ANTARA/HO/ (Dokumentasi Pertamina EP Donggi Matindok.)Donggi Matindok.)
Pertamina EP Donggi Matindok Field Donggi Matindok Field yang merupakan bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur, meraih penghargaan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) yang tertinggi yakni PROPER Emas.KLHK) yang tertinggi yakni PROPER Emas.
Hal tersebut merupakan komitmen Pertamina EP Donggi Matindok Field yang tergabung dalam Regional Indonesia Timur terhadap pengelolaan kinerja lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui program eco inovasi dan inovasi sosial serta upaya menjaga dan meningkatkan produksi melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.Donggi Matindok Field yang tergabung dalam Regional Indonesia Timur terhadap pengelolaan kinerja lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui program eco inovasi dan inovasi sosial serta upaya menjaga dan meningkatkan produksi melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.
Penghargaan tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin kepada Direktur Pengembangan dan Produksi Awang Lazuardi yang mewakili peraih PROPER Emas di lingkup Subholding Upstream Pertamina di Jakarta pada Rabu 20/12. Ma’ruf Amin kepada Direktur Pengembangan dan Produksi Awang Lazuardi yang mewakili peraih PROPER Emas di lingkup Subholding Upstream Pertamina di Jakarta pada Rabu 20/12.
“Pencapaian ini merupakan anugerah atas berbagai upaya yang telah dilakukan, dimana dalam menjalankan peran sebagai pendukung ketersediaan energi nasional, kami juga berusaha mengatasi dampak dan meningkatkan kualitas lingkungan, juga memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan termasuk masyarakat lokal di sekitar operasi melalui program pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini tentu menjadi penyemangat kepada kami untuk terus berupaya memberikan kinerja yang terbaik,” ujar Direktur Regional Indonesia Timur Endro Hartanto, Jumat 04/01.penyemangat kepada kami untuk terus berupaya memberikan kinerja yang terbaik,” ujar Direktur Regional Indonesia Timur Endro Hartanto, Jumat 04/01.
Endro menambahkan, berbagai inovasi dilakukan oleh perwira di lingkup Regional Indonesia Timur untuk mendukung program Environmental, Social & Governance (ESG) yang menjadi komitmen seluruh unit usaha di Pertamina dan mendukung pemerintah dalam pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan berakhir pada tahun 2030. Endro menambahkan, berbagai inovasi dilakukan oleh perwira di lingkup Regional Indonesia Timur untuk mendukung program Environmental, Social & Governance (ESG) yang menjadi komitmen seluruh unit usaha di Pertamina dan mendukung pemerintah dalam pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan berakhir pada tahun 2030.
Pertamina EP Donggi Matindok Field mengusung Program Kokolomboi Lestari di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Program ini mengatasi masalah degradasi hutan yang menyebabkan lahan kritis dan mengancam satwa endemik Pulau Peleng yakni Tarsius dan Gagak Banggai. Solusi dari permasalahan ini adalah Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Konservasi Berbasis Apikultur. Donggi Matindok Field mengusung Program Kokolomboi Lestari di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Program ini mengatasi masalah degradasi hutan yang menyebabkan lahan kritis dan mengancam satwa endemik Pulau Peleng yakni Tarsius dan Gagak Banggai. Solusi dari permasalahan ini adalah Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Konservasi Berbasis Apikultur.
Hasilnya, terjadi restorasi lahan sebesar 4 Ha dan peningkatan satwa endemik Tarsius Peleng dari sebelumnya 17 ekor menjadi 46 ekor dan Gagak Banggai dari 1 ekor menjadi 8 ekor (Hasil Monitoring DMF dan DLH). Program ini juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui budidaya madu dan wisata minat khususTarsius Peleng dari sebelumnya 17 ekor menjadi 46 ekor dan Gagak Banggai dari 1 ekor menjadi 8 ekor (Hasil Monitoring DMF dan DLH). Program ini juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui budidaya madu dan wisata minat khusus. “Program ini tidak hanya menghasilkan perbaikan ekonomi yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan berdaya, namun yang terpenting adalah transformasi perilaku kelompok binaan menjadi pejuang lingkungan,” ujar Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak. Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak.
Disamping itu General Manager Zona 13 Benny Sidik menyampaikan Hal ini merupakan wujud komitmen Industri Hulu Migas dalam menyelaraskan hubungan manusia dengan alam melalui implementasi aspek ESG. "Amanah baru ini semoga menjadi semangat baru bagi Perusahaan untuk lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
General Manager Zona 13 Benny Sidik menyampaikan Hal ini merupakan wujud komitmen Industri Hulu Migas dalam menyelaraskan hubungan manusia dengan alam melalui implementasi aspek ESG. "Amanah baru ini semoga menjadi semangat baru bagi Perusahaan untuk lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.