Dubai (ANTARA) - Uni Emirat Arab (UEA), Rabu (17/1), menjanjikan 10 juta dolar AS (Rp156 miliar) untuk sektor kesehatan di Jalur Gaza yang lemah di tengah kondisi sulit yang dihadapi oleh daerah kantong Palestina yang terkepung itu.
"Inisiatif Global Mohammed bin Rashid Al Maktoum (MBRGI) menjanjikan kontribusi sekitar 37 juta AED (10 juta dolar AS) untuk mendukung sektor kesehatan di Gaza," lapor Kantor Berita Emirat (WAM).
Dana tersebut "bertujuan untuk menyediakan pasokan medis penting bagi masyarakat di Gaza, terutama anak-anak yang terkena dampak parah dari kondisi yang mengerikan yang kini terjadi di Gaza," katanya.
“Janji tersebut muncul sebagai bagian dari Letter of Intent yang ditandatangani antara MBRGI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang bertujuan untuk mendukung upaya kemanusiaan dan menyediakan respons layanan kesehatan darurat yang menyelamatkan jiwa di Jalur Gaza,” tambah kantor berita tersebut.
"Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela partisipasi MBRGI dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss," katanya.
Sistem kesehatan di Jalur Gaza mengalami kehancuran parah akibat perang Israel yang sedang berlangsung di mana rumah sakit dan staf medis menjadi target.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 24.448 warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai 61.504 lainnya, menurut otoritas kesehatan lokal.
Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Menurut PBB, 85 persen populasi di Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.
Sumber: Anadolu
"Inisiatif Global Mohammed bin Rashid Al Maktoum (MBRGI) menjanjikan kontribusi sekitar 37 juta AED (10 juta dolar AS) untuk mendukung sektor kesehatan di Gaza," lapor Kantor Berita Emirat (WAM).
Dana tersebut "bertujuan untuk menyediakan pasokan medis penting bagi masyarakat di Gaza, terutama anak-anak yang terkena dampak parah dari kondisi yang mengerikan yang kini terjadi di Gaza," katanya.
“Janji tersebut muncul sebagai bagian dari Letter of Intent yang ditandatangani antara MBRGI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang bertujuan untuk mendukung upaya kemanusiaan dan menyediakan respons layanan kesehatan darurat yang menyelamatkan jiwa di Jalur Gaza,” tambah kantor berita tersebut.
"Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela partisipasi MBRGI dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss," katanya.
Sistem kesehatan di Jalur Gaza mengalami kehancuran parah akibat perang Israel yang sedang berlangsung di mana rumah sakit dan staf medis menjadi target.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 24.448 warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai 61.504 lainnya, menurut otoritas kesehatan lokal.
Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Menurut PBB, 85 persen populasi di Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.
Sumber: Anadolu