Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2024 menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2,5 juta orang. Jumlah ini lebih banyak 500 ribu orang dari tahun 2023 lalu yang ditargetkan 2 juta wisatawan.
Dengan berbagai upaya serius target tersebut diharapkan bisa tercapai kendati tantangannya diakui tidak mudah karena situasi perekonomian global yang belum menentu serta intaian COVID-19 yang masih menghantui.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang maupun non-bintang di NTB sejak Januari hingga Nopember 2023 sebanyak 1,58 juta orang.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady mengaku optimistis target kunjungan 2,5 juta wisatawan di 2024 bisa tercapai. Target tersebut sangat realistis untuk dicapai NTB yang memiliki potensi pariwisata yang menarik dan beraneka ragam.
Untuk merealisasikan target tersebut sejumlah jurus pun sudah disiapkan Pemprov NTB agar wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) antusias datang ke Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa, dua pulau besar di Provinsi NTB.
Satu di antara jurus itu adalah meluncurkan 36 agenda pariwisata atau Calendar of Event (CoE) NTB 2024. Agenda pariwisata yang digelar sepanjang tahun 2024 ini tersebar di 10 kabupaten/kota di provinsi yang juga dikenal dengan sebutan Bumi Gora.
Puluhan agenda pariwisata itu diawali dengan kegiatan Sadeka Ponaan yang digelar pada 11 Februari 2024 di Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.
Kemudian, Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) pada 16-17 Februari di Pantai Seger Lombok Tengah, Merumatta Coast Trail di Pantai Senggigi Lombok Barat pada 24 Februari.
Selanjutnya, pada Maret diselenggarakan Pesona Khazanah Ramadhan yang dilaksanakan di Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB, Festival Rimpu Mantika di Kota Bima pada tanggal 27 April, Lebaran Topat di Kabupaten Lombok Barat pada 29 April, Rinjani 100 pada 24-26 Mei di Sembalun Lombok Timur, L'etape Indonesia tanggal 26 Mei di Mandalika, Asia Road Racing Championship juga di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah.
Sedangkan MXGP Samota pada 30 Juni di Sirkuit Samota, Sumbawa, Sukarara Begawai Jelo Nyesek pada Juli di Lombok Tengah, Festival Melala pada 6 Juli di Sumbawa, MXGP Lombok 7 Juli di Sirkuit Eks Bandara Selaparang, Shell Eco Marathon pada 26 Juli di Sirkuit Mandalika, Alunan Budaya Pringgasela pada 12-20 Juli di Lombok Timur, Festival Lakey pada 25-28 Juli di Kabupaten Dompu, Sail Boat Race di Pantai Elak-Elak Lombok Barat pada 25 Agustus serta Gili Festival bulan September di Gili Trawangan Lombok Utara.
Agenda lainnya, Ballona Festival di Pantai Kertasari pada 1-15 September di Kabupaten Sumbawa Barat, MotoGP Mandalika pada 27-29 September di Sirkuit Mandalika, Lombok Sumbawa Fair pada 27-29 September di Mandalika, Senggigi Sunset Jazz di Pantai Kerandangan 29 September, Pacoa Jara Oktober di Kabupaten Dompu.
Sementara itu, agenda pariwisata di akhir 2024 meliputi Alunan Budaya Pengadangan pada 16 Oktober di Lombok Timur, Perang Topat pada 19 September di Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Sumbawa Tenun Festival pada September di Kota Mataram, Pesona Pantai Karakat bulan Desember di Lombok Timur, serta Festival Budaya Maloka di Lombok Timur, Maulid Adat Bayan di Lombok Utara, dan Lombok Syariah Festival juga pada Desember.
Dari 36 kegiatan pariwisata yang akan digelar, enam di antaranya masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) seperti Perang Topat, Alunan Desa Budaya Pringgasela, Rimpu Mantika, Bau Nyale, Festival Balona, dan Lebaran Topat. Sementara sisanya masuk dalam kalender pariwisata daerah.
Keberadaan agenda-agenda pariwisata ini diharapkan dapat menarik wisatawan untuk datang ke NTB. Apalagi NTB sudah ditetapkan pula sebagai destinasi wisata olahraga (sport tourism) di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
KEK Mandalika merupakan Destinasi Super Prioritas Nasional (DSPN), sebuah kawasan wisata terpadu yang dibangun oleh pemerintah pusat. Di tempat ini digelar sejumlah ajang balapan internasional mulai dari MotoGP, WSBK, Shell Eco Marathon dan masih banyak lagi olahraga menantang lainnya.
Penerbangan langsung
Selain kalender pariwisata, guna menunjang semakin bergairahnya sektor pariwisata, Pemprov NTB mendorong penambahan trafik penerbangan langsung menuju daerah ini, baik penerbangan domestik maupun internasional.
Sejauh ini rute menuju NTB, khususnya di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang menjadi gerbang utama kini cukup berkurang sejak merebaknya COVID-19.
Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengakui sebelum COVID-19 melanda dunia dan Tanah Air, frekuensi penerbangan dari dan ke NTB cukup tinggi, misalnya dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar termasuk luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Namun, dengan perubahan situasi dunia dan dampak COVID-19, berimbas pada turunnya jumlah penerbangan dari dan NTB maupun di seluruh wilayah Tanah Air.
Padahal, maskapai seperti AirAsia telah menjadikan Lombok sebagai hub, sehingga menurunnya penerbangan langsung dari dan menuju NTB cukup terdampak, termasuk bagi dunia pariwisata NTB.
Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sangat penting untuk menciptakan sapta pesona, yang terdiri dari kondisi aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan. Ketujuh unsur tersebut harus dapat diciptakan agar dapat menimbulkan suasana indah dan memesona, khususnya di tempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan.
Dengan kondisi dan suasana yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah tinggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan memberikan kenangan indah dalam hidupnya.
Kolaborasi
Guna mencapai target kunjungan wisatawan, Pemprov NTB menilai selain menetapkan kalender pariwisata selama satu tahun penuh dan mendorong adanya tambahan penerbangan langsung, perlu sebuah sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, industri dan asosiasi pariwisata yang ada. Pemprov NTB tidak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dari sejumlah pihak, salah satunya pelaku industri dan asosiasi wisata.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengaku memajukan dunia pariwisata tidak terlepas dari kata kunci sinergi dan kolaborasi. Pasalnya, pariwisata tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Industri, asosiasi wisata dan pemerintah harus seiring sejalan. Industri dan asosiasi wisata membutuhkan pemerintah selaku pemangku kebijakan, begitu pula sebaliknya.
Saat ini Pemprov NTB fokus untuk menjual paket-paket wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan. NTB khususnya Lombok saat ini sudah dikenal dunia. Dua tahun WSBK dan MotoGP sudah cukup mengenalkan Lombok di mata dunia. Bukti terbaru, situs perjalanan TripAdvisor memasukkan Pulau Lombok di peringkat lima besar dalam destinasi alam terbaik di dunia 2023.
Oleh karena itu, Pemprov NTB perlu memprioritaskan penjualan paket wisata. Dengan begitu, kedatangan wisatawan diharapkan bisa memberikan efek berganda (multiplier effeck) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika sinergi antara pemerintah, pelaku industri dan asosiasi wisata berjalan baik maka diyakini kunjungan wisatawan ke NTB akan lebih meningkat. Jika potensi-potensi yang ada dapat dikelola dan dikemas secara baik, maka hasilnya pun akan maksimal seperti tekad NTB Maju Melaju.
Dengan berbagai upaya serius target tersebut diharapkan bisa tercapai kendati tantangannya diakui tidak mudah karena situasi perekonomian global yang belum menentu serta intaian COVID-19 yang masih menghantui.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang maupun non-bintang di NTB sejak Januari hingga Nopember 2023 sebanyak 1,58 juta orang.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady mengaku optimistis target kunjungan 2,5 juta wisatawan di 2024 bisa tercapai. Target tersebut sangat realistis untuk dicapai NTB yang memiliki potensi pariwisata yang menarik dan beraneka ragam.
Untuk merealisasikan target tersebut sejumlah jurus pun sudah disiapkan Pemprov NTB agar wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) antusias datang ke Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa, dua pulau besar di Provinsi NTB.
Satu di antara jurus itu adalah meluncurkan 36 agenda pariwisata atau Calendar of Event (CoE) NTB 2024. Agenda pariwisata yang digelar sepanjang tahun 2024 ini tersebar di 10 kabupaten/kota di provinsi yang juga dikenal dengan sebutan Bumi Gora.
Puluhan agenda pariwisata itu diawali dengan kegiatan Sadeka Ponaan yang digelar pada 11 Februari 2024 di Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.
Kemudian, Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) pada 16-17 Februari di Pantai Seger Lombok Tengah, Merumatta Coast Trail di Pantai Senggigi Lombok Barat pada 24 Februari.
Selanjutnya, pada Maret diselenggarakan Pesona Khazanah Ramadhan yang dilaksanakan di Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB, Festival Rimpu Mantika di Kota Bima pada tanggal 27 April, Lebaran Topat di Kabupaten Lombok Barat pada 29 April, Rinjani 100 pada 24-26 Mei di Sembalun Lombok Timur, L'etape Indonesia tanggal 26 Mei di Mandalika, Asia Road Racing Championship juga di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah.
Sedangkan MXGP Samota pada 30 Juni di Sirkuit Samota, Sumbawa, Sukarara Begawai Jelo Nyesek pada Juli di Lombok Tengah, Festival Melala pada 6 Juli di Sumbawa, MXGP Lombok 7 Juli di Sirkuit Eks Bandara Selaparang, Shell Eco Marathon pada 26 Juli di Sirkuit Mandalika, Alunan Budaya Pringgasela pada 12-20 Juli di Lombok Timur, Festival Lakey pada 25-28 Juli di Kabupaten Dompu, Sail Boat Race di Pantai Elak-Elak Lombok Barat pada 25 Agustus serta Gili Festival bulan September di Gili Trawangan Lombok Utara.
Agenda lainnya, Ballona Festival di Pantai Kertasari pada 1-15 September di Kabupaten Sumbawa Barat, MotoGP Mandalika pada 27-29 September di Sirkuit Mandalika, Lombok Sumbawa Fair pada 27-29 September di Mandalika, Senggigi Sunset Jazz di Pantai Kerandangan 29 September, Pacoa Jara Oktober di Kabupaten Dompu.
Sementara itu, agenda pariwisata di akhir 2024 meliputi Alunan Budaya Pengadangan pada 16 Oktober di Lombok Timur, Perang Topat pada 19 September di Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Sumbawa Tenun Festival pada September di Kota Mataram, Pesona Pantai Karakat bulan Desember di Lombok Timur, serta Festival Budaya Maloka di Lombok Timur, Maulid Adat Bayan di Lombok Utara, dan Lombok Syariah Festival juga pada Desember.
Dari 36 kegiatan pariwisata yang akan digelar, enam di antaranya masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) seperti Perang Topat, Alunan Desa Budaya Pringgasela, Rimpu Mantika, Bau Nyale, Festival Balona, dan Lebaran Topat. Sementara sisanya masuk dalam kalender pariwisata daerah.
Keberadaan agenda-agenda pariwisata ini diharapkan dapat menarik wisatawan untuk datang ke NTB. Apalagi NTB sudah ditetapkan pula sebagai destinasi wisata olahraga (sport tourism) di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
KEK Mandalika merupakan Destinasi Super Prioritas Nasional (DSPN), sebuah kawasan wisata terpadu yang dibangun oleh pemerintah pusat. Di tempat ini digelar sejumlah ajang balapan internasional mulai dari MotoGP, WSBK, Shell Eco Marathon dan masih banyak lagi olahraga menantang lainnya.
Penerbangan langsung
Selain kalender pariwisata, guna menunjang semakin bergairahnya sektor pariwisata, Pemprov NTB mendorong penambahan trafik penerbangan langsung menuju daerah ini, baik penerbangan domestik maupun internasional.
Sejauh ini rute menuju NTB, khususnya di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang menjadi gerbang utama kini cukup berkurang sejak merebaknya COVID-19.
Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengakui sebelum COVID-19 melanda dunia dan Tanah Air, frekuensi penerbangan dari dan ke NTB cukup tinggi, misalnya dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar termasuk luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Namun, dengan perubahan situasi dunia dan dampak COVID-19, berimbas pada turunnya jumlah penerbangan dari dan NTB maupun di seluruh wilayah Tanah Air.
Padahal, maskapai seperti AirAsia telah menjadikan Lombok sebagai hub, sehingga menurunnya penerbangan langsung dari dan menuju NTB cukup terdampak, termasuk bagi dunia pariwisata NTB.
Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sangat penting untuk menciptakan sapta pesona, yang terdiri dari kondisi aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan. Ketujuh unsur tersebut harus dapat diciptakan agar dapat menimbulkan suasana indah dan memesona, khususnya di tempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan.
Dengan kondisi dan suasana yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah tinggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan memberikan kenangan indah dalam hidupnya.
Kolaborasi
Guna mencapai target kunjungan wisatawan, Pemprov NTB menilai selain menetapkan kalender pariwisata selama satu tahun penuh dan mendorong adanya tambahan penerbangan langsung, perlu sebuah sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, industri dan asosiasi pariwisata yang ada. Pemprov NTB tidak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dari sejumlah pihak, salah satunya pelaku industri dan asosiasi wisata.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengaku memajukan dunia pariwisata tidak terlepas dari kata kunci sinergi dan kolaborasi. Pasalnya, pariwisata tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Industri, asosiasi wisata dan pemerintah harus seiring sejalan. Industri dan asosiasi wisata membutuhkan pemerintah selaku pemangku kebijakan, begitu pula sebaliknya.
Saat ini Pemprov NTB fokus untuk menjual paket-paket wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan. NTB khususnya Lombok saat ini sudah dikenal dunia. Dua tahun WSBK dan MotoGP sudah cukup mengenalkan Lombok di mata dunia. Bukti terbaru, situs perjalanan TripAdvisor memasukkan Pulau Lombok di peringkat lima besar dalam destinasi alam terbaik di dunia 2023.
Oleh karena itu, Pemprov NTB perlu memprioritaskan penjualan paket wisata. Dengan begitu, kedatangan wisatawan diharapkan bisa memberikan efek berganda (multiplier effeck) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika sinergi antara pemerintah, pelaku industri dan asosiasi wisata berjalan baik maka diyakini kunjungan wisatawan ke NTB akan lebih meningkat. Jika potensi-potensi yang ada dapat dikelola dan dikemas secara baik, maka hasilnya pun akan maksimal seperti tekad NTB Maju Melaju.