Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyediakan hunian rumah susun (rusun) berfasilitas lengkap dengan biaya unit hanya Rp10 ribu per bulan di Jakarta dan Bekasi.
Rumah susun Kemensos tersebut berada di Sentra Mulya Jaya Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur serta di Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi, Jawa Barat. Masing-masing unit memiliki ukuran sekitar 7 X 6 meter yang didesain untuk keluarga kecil.
"Betul dikenakan biaya sewa Rp 10 ribu per bulan, yang sebenarnya akan kembali ke mereka. Semacam dana sosial," kata Kepala Sentra Mulya Jaya Adrianus Alla dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Adrianus menjelaskan rusun di Sentra Mulya Jaya memiliki 71 unit, sedangkan Sentra Terpadu Pangudi Luhur memiliki 95 unit yang keduanya dibangun atas kerja sama Kemensos dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diresmikan pada 2023 lalu.
Rusun ini dibangun khusus bagi masyarakat prasejahtera/kelompok miskin dan rentan.
Setiap unit rumah susun, kata dia, diberikan fasilitas berupa tempat tidur tingkat, meja makan, dapur beserta kompor gas dan perlengkapannya, serta kamar mandi dengan toilet duduk.
Bukan cuma kamar, ujar Adrianus, di rumah susun Kemensos tersebut juga tersedia berbagai fasilitas umum seperti musala, lahan parkir, pojok baca anak, ruang serbaguna, loker, sistem keamanan CCTV, akses pembuangan sampah, jaring pengaman, akses untuk penyandang disabilitas, toilet disabilitas dan toilet umum, ruang tunggu di setiap lantai, serta jalur evakuasi.
Salah satu penghuni Rusun Mulya Jaya, Tito Suwignyo (62) mengatakan sudah 10 bulan menempati Rusun Mulya Jaya. Sebelumnya ia hidup di jalanan.
"Alhamdulillah, semenjak 17 tahun baru ada Ibu Menteri Sosial yang memperhatikan kami. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Ibu Menteri Risma. Apalagi bayarnya cuma Rp10.000,- per bulan. Kita tinggal masuk doang bawa badan dan pakaian," ucap Tito dengan perasaan haru.
Tito merupakan penerima manfaat (PM) yang pernah ditemui tim Kemensos sedang memulung di daerah Kalibata. Tito sudah 17 tahun menjadi pemulung.
Kini Tito mencoba peruntungan dengan berdagang lontong sayur dan soto di daerah Mampang, Jakarta Selatan.
Selain diberikan hunian layak, Kemensos juga memberikan pemberdayaan bagi penerima manfaat yang sebelumnya mempunyai pekerjaan tetapi dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Rumah susun Kemensos tersebut berada di Sentra Mulya Jaya Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur serta di Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi, Jawa Barat. Masing-masing unit memiliki ukuran sekitar 7 X 6 meter yang didesain untuk keluarga kecil.
"Betul dikenakan biaya sewa Rp 10 ribu per bulan, yang sebenarnya akan kembali ke mereka. Semacam dana sosial," kata Kepala Sentra Mulya Jaya Adrianus Alla dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Adrianus menjelaskan rusun di Sentra Mulya Jaya memiliki 71 unit, sedangkan Sentra Terpadu Pangudi Luhur memiliki 95 unit yang keduanya dibangun atas kerja sama Kemensos dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diresmikan pada 2023 lalu.
Rusun ini dibangun khusus bagi masyarakat prasejahtera/kelompok miskin dan rentan.
Setiap unit rumah susun, kata dia, diberikan fasilitas berupa tempat tidur tingkat, meja makan, dapur beserta kompor gas dan perlengkapannya, serta kamar mandi dengan toilet duduk.
Bukan cuma kamar, ujar Adrianus, di rumah susun Kemensos tersebut juga tersedia berbagai fasilitas umum seperti musala, lahan parkir, pojok baca anak, ruang serbaguna, loker, sistem keamanan CCTV, akses pembuangan sampah, jaring pengaman, akses untuk penyandang disabilitas, toilet disabilitas dan toilet umum, ruang tunggu di setiap lantai, serta jalur evakuasi.
Salah satu penghuni Rusun Mulya Jaya, Tito Suwignyo (62) mengatakan sudah 10 bulan menempati Rusun Mulya Jaya. Sebelumnya ia hidup di jalanan.
"Alhamdulillah, semenjak 17 tahun baru ada Ibu Menteri Sosial yang memperhatikan kami. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Ibu Menteri Risma. Apalagi bayarnya cuma Rp10.000,- per bulan. Kita tinggal masuk doang bawa badan dan pakaian," ucap Tito dengan perasaan haru.
Tito merupakan penerima manfaat (PM) yang pernah ditemui tim Kemensos sedang memulung di daerah Kalibata. Tito sudah 17 tahun menjadi pemulung.
Kini Tito mencoba peruntungan dengan berdagang lontong sayur dan soto di daerah Mampang, Jakarta Selatan.
Selain diberikan hunian layak, Kemensos juga memberikan pemberdayaan bagi penerima manfaat yang sebelumnya mempunyai pekerjaan tetapi dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.