Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis dibuka melemah dipengaruhi kenaikan imbal hasil (yiled) obligasi Amerika Serikat (AS).

Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah turun 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.236 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.160 per dolar AS.

"Rupiah hari ini diprediksi masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada kisaran Rp16.200 per dolar AS sampai dengan Rp16.250 per dolar AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Rully menuturkan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni kenaikan yield obligasi AS dan indeks dolar AS.

Kenaikan obligasi AS 10 tahun menjadi 4,62 persen, dan indeks dolar AS naik menjadi 105.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan dan akan mengamati data inflasi Indeks Personal Consumption Expenditure (PCE) AS.

Sementara tingkat keyakinan pasar terkait timing penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada November 2024 terus menurun dikarenakan ekspektasi inflasi AS menuju target 2 persen belum jelas arahnya.


Pewarta : Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024