Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia menekankan pentingnya penyediaan alat-alat diagnostik yang bermutu untuk intervensi penyakit lebih tepat.
"Berbagai program kesehatan penting didukung oleh penyediaan alat-alat untuk diagnostik yang baik dan bermutu dengan harga terjangkau, sehingga intervensi yang dilakukan juga lebih cepat dan tepat," kata Lucia di Jakarta, Sabtu, pada seminar bertajuk "Shaping the Future: Rethinking Accessthrough Diagnostics in Indonesia."
Menurutnya, penyediaan alat diagnostik yang bermutu perlu mengutamakan ketersediaan, keterjangkauan, dan aksesibilitas.
"Diagnosis yang tepat sasaran dan akurat dapat membantu, sehingga kita bisa mengurangi pengobatan yang tidak perlu jika diagnosisnya tepat," ucapnya.
Lucia juga memaparkan saat ini pembiayaan kesehatan di Indonesia banyak dipenuhi penyakit-penyakit tidak menular, misalnya penyakit-penyakit degeneratif, kardiovaskuler, diabetes, atau kanker, yang sebetulnya dapat dideteksi lebih awal.
"Burden of disease (beban penyakit) bergeser kepada penyakit tidak menular, sehingga perlu penanganan lebih dini. Dengan meningkatkan cakupan skrining dan diagnosis, kita bisa intervensi penyakit lebih cepat dan menyediakan alat-alat diagnostik yang lebih terjangkau," ujarnya.
Ia mengemukakan Indonesia saat ini masih bergantung pada produk impor untuk diagnostik, sehingga saat ini Kemenkes fokus membangun kapasitas dalam negeri untuk penyediaan alat-alat diagnostik yang mandiri.
"Kita juga berharap tidak hanya tergantung pada produk impor, karena waktu pandemi COVID-19 kemarin, kita mengalami permasalahan kesulitan mendapatkan reagen (bahan-bahan reaksi) dan obat-obatan karena kita tergantung pada produk impor, sehingga kita perlu membangun kapasitas dalam negeri," paparnya.
Selain itu ia juga menekankan pentingnya upaya-upaya riset dan pengembangan terkait diagnostik untuk intervensi dini penyakit.
Dalam kesempatan tersebut, Roche Diagnostics Indonesia juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Kemenkes terkait peningkatan upaya deteksi dini dan upaya kesehatan masyarakat dalam rangka penanggulangan penyakit.
“Sinergi ini merupakan bentuk komitmen Roche Indonesia dalam mendukung agenda transformasi kesehatan dan menjadi langkah besar dalam mencapai tujuan bersama untuk layanan kesehatan yang lebih baik dan akses kesehatan yang lebih luas. Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk bermitra dengan Kemenkes untuk mewujudkan Indonesia Sehat," ujar Director Diagnostics Division PT Roche Indonesia Lee Poh-Seng.
"Berbagai program kesehatan penting didukung oleh penyediaan alat-alat untuk diagnostik yang baik dan bermutu dengan harga terjangkau, sehingga intervensi yang dilakukan juga lebih cepat dan tepat," kata Lucia di Jakarta, Sabtu, pada seminar bertajuk "Shaping the Future: Rethinking Accessthrough Diagnostics in Indonesia."
Menurutnya, penyediaan alat diagnostik yang bermutu perlu mengutamakan ketersediaan, keterjangkauan, dan aksesibilitas.
"Diagnosis yang tepat sasaran dan akurat dapat membantu, sehingga kita bisa mengurangi pengobatan yang tidak perlu jika diagnosisnya tepat," ucapnya.
Lucia juga memaparkan saat ini pembiayaan kesehatan di Indonesia banyak dipenuhi penyakit-penyakit tidak menular, misalnya penyakit-penyakit degeneratif, kardiovaskuler, diabetes, atau kanker, yang sebetulnya dapat dideteksi lebih awal.
"Burden of disease (beban penyakit) bergeser kepada penyakit tidak menular, sehingga perlu penanganan lebih dini. Dengan meningkatkan cakupan skrining dan diagnosis, kita bisa intervensi penyakit lebih cepat dan menyediakan alat-alat diagnostik yang lebih terjangkau," ujarnya.
Ia mengemukakan Indonesia saat ini masih bergantung pada produk impor untuk diagnostik, sehingga saat ini Kemenkes fokus membangun kapasitas dalam negeri untuk penyediaan alat-alat diagnostik yang mandiri.
"Kita juga berharap tidak hanya tergantung pada produk impor, karena waktu pandemi COVID-19 kemarin, kita mengalami permasalahan kesulitan mendapatkan reagen (bahan-bahan reaksi) dan obat-obatan karena kita tergantung pada produk impor, sehingga kita perlu membangun kapasitas dalam negeri," paparnya.
Selain itu ia juga menekankan pentingnya upaya-upaya riset dan pengembangan terkait diagnostik untuk intervensi dini penyakit.
Dalam kesempatan tersebut, Roche Diagnostics Indonesia juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Kemenkes terkait peningkatan upaya deteksi dini dan upaya kesehatan masyarakat dalam rangka penanggulangan penyakit.
“Sinergi ini merupakan bentuk komitmen Roche Indonesia dalam mendukung agenda transformasi kesehatan dan menjadi langkah besar dalam mencapai tujuan bersama untuk layanan kesehatan yang lebih baik dan akses kesehatan yang lebih luas. Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk bermitra dengan Kemenkes untuk mewujudkan Indonesia Sehat," ujar Director Diagnostics Division PT Roche Indonesia Lee Poh-Seng.