Palu (Antarasulteng.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tiba di Bandara Mutiara Sis Aldjufri Palu, Selasa, sekitar pukul 10.15 WITA menggunakan pesawat khusus dari Ternate, Maluku Utara, untuk melihat dari dekat kondisi sarana dan prasarana perhubungan di provinsi ini.
"Saya tertarik dengan Sulawesi Tengah yang selama beberapa tahun terakhir mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Karena itu saya ingin melihat ada apa dengan sektor perhubungan di sini," katanya kepada wartawan di atas dermaga peti kemas Pelabuhan Pantoloan.
Kunjungan kerja selama tiga jam ini tidak terjadwal sebelumnya karena dari Ternate, Menhub semula hanya akan singgah di Mamuju, Sulawesi Barat, dalam perjalanan pulang setelah mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Maluku Utara.
"Saya tertarik dengan Sulawesi Tengah yang selama beberapa tahun terakhir mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Karena itu saya ingin melihat ada apa dengan sektor perhubungan di sini," katanya kepada wartawan di atas dermaga peti kemas Pelabuhan Pantoloan.
Kunjungan kerja selama tiga jam ini tidak terjadwal sebelumnya karena dari Ternate, Menhub semula hanya akan singgah di Mamuju, Sulawesi Barat, dalam perjalanan pulang setelah mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Maluku Utara.
Diperoleh informasi bahwa Menhub diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk mampir ke Palu sehubungan dengan rencana kunjungan kerja Presiden ke kota ini pada 15-16 Mei 2017 untuk membuka Musyawarah Nasional Persaudaraan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dan Pelabuhan Pantoloan serta Bandara Mutiara Sis-Aldjufri.
Menhub yang didampingi Dirjen Perhubungan Laut Toni Budiono mengapresiasi Pelabuhan Pantoloan yang dinilainya baik meski kegiatan ekonomi di pelabuhan ini belum begitu tinggi.
"Jumlah peti kemas di pelabuhan ini setiap tahun masih di bawah 100.000 TEUs (twenty foot equivalent unit), jadi saya pikir belum perlu ada penambahan dermaga," ujarnya.
Ia juga menyoroti banyaknya pelabuhan khusus yang melakukan kegiatan pelabuhan umum tanpa izin yang mengakibatkan daya ungkit ekonomi di Pelabuhan Pantoloan masih belum memadai.
"Saya sudah perintahkan Dirjen Perhubungan Laut untuk menindak tegas pelabuhan-pelabuhan khusus ilegal itu. Di Sulteng ini jumlahnya ratusan," ujar menteri.
Sedangkan menyangkut pengembangan Bandara Mutiara Sis Aldjufri Palu, Menhub Budi Karya Sumadi yang didampingi Wali Kota Palu Hidayat, Ketua Bappeda Sulteng Patta Tope dan Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Abdul Haris Renggah tampak serius menanyakan hal-hal teknis rencana pengembangan bandara kepada kepala bandara setempat Benyamin Noah Apituley.
Bandara Mutiara Sis-Aldjufri saat ini memiliki landas pacu sepanjang 2.515 meter dan sudah diusulkan untuk diperpanjang menjadi 3.000 meter.
"Tadi pak menteri sudah menyetujui perpanjangan landas pacu 300 meter, yakni sebelah utara 150 meter dan sebelah selatan 150 meter, sehingga bandara ini nantinya memiliki landas pacu sepanjang 2.800 meter," kata Ketua Bappeda Sulteng Prof Dr Patta Tope.
Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Abdul Haris Renggah, SE usai mengantar Menhub di Bandara mengemukakan bahwa Pemprov Sulteng mengusulkan perpanjangan landas pacu Bandara Mutiara terkait rencana menjadikan bandara ini sebagai embarkasi antara jemaah haji di Sulawesi.
Khusus Pelabuhan Pantoloan, kata Haris Renggah, Kementerian Perhubungan sudah menetapkan pelabuhan ini sebagai salah satu dari 13 pelabuhan strategis di Indonesia.
Menhub yang didampingi Dirjen Perhubungan Laut Toni Budiono mengapresiasi Pelabuhan Pantoloan yang dinilainya baik meski kegiatan ekonomi di pelabuhan ini belum begitu tinggi.
"Jumlah peti kemas di pelabuhan ini setiap tahun masih di bawah 100.000 TEUs (twenty foot equivalent unit), jadi saya pikir belum perlu ada penambahan dermaga," ujarnya.
Ia juga menyoroti banyaknya pelabuhan khusus yang melakukan kegiatan pelabuhan umum tanpa izin yang mengakibatkan daya ungkit ekonomi di Pelabuhan Pantoloan masih belum memadai.
"Saya sudah perintahkan Dirjen Perhubungan Laut untuk menindak tegas pelabuhan-pelabuhan khusus ilegal itu. Di Sulteng ini jumlahnya ratusan," ujar menteri.
Sedangkan menyangkut pengembangan Bandara Mutiara Sis Aldjufri Palu, Menhub Budi Karya Sumadi yang didampingi Wali Kota Palu Hidayat, Ketua Bappeda Sulteng Patta Tope dan Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Abdul Haris Renggah tampak serius menanyakan hal-hal teknis rencana pengembangan bandara kepada kepala bandara setempat Benyamin Noah Apituley.
Bandara Mutiara Sis-Aldjufri saat ini memiliki landas pacu sepanjang 2.515 meter dan sudah diusulkan untuk diperpanjang menjadi 3.000 meter.
"Tadi pak menteri sudah menyetujui perpanjangan landas pacu 300 meter, yakni sebelah utara 150 meter dan sebelah selatan 150 meter, sehingga bandara ini nantinya memiliki landas pacu sepanjang 2.800 meter," kata Ketua Bappeda Sulteng Prof Dr Patta Tope.
Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Abdul Haris Renggah, SE usai mengantar Menhub di Bandara mengemukakan bahwa Pemprov Sulteng mengusulkan perpanjangan landas pacu Bandara Mutiara terkait rencana menjadikan bandara ini sebagai embarkasi antara jemaah haji di Sulawesi.
Khusus Pelabuhan Pantoloan, kata Haris Renggah, Kementerian Perhubungan sudah menetapkan pelabuhan ini sebagai salah satu dari 13 pelabuhan strategis di Indonesia.