Palu (ANTARA) - Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan siap berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan, khususnya untuk kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Ispikani merupakan wadah para insan sarjana perikanan, yang dimandatkan untuk menjalankan profesinya di bidang perikanan," kata Ketua Ispikani Sulteng Fadly Y Tantu di Palu, Kamis.
Dia menjelaskan organisasi harusnya dapat meningkatkan peran dan kontribusi dalam pembangunan perikanan di Indonesia khususnya di Sulteng. Akademisi Universitas Tadulako itu berharap dukungan dan sinergitas di kalangan pengurus dan anggota Ispikani Sulteng, serta komunikasi dan jejaring lintas stakeholder menjadi kunci untuk gerak organisasi ke depan.
"Luas perairan Sulteng melebihi luas daratan," ujarnya.
Luas perairan mencapai sekira 77.295,90 kilometer persegi, dengan garis pantainya membentang sejauh 7.010,60 kilometer. Jejeran pulaunya berjumlah 1.572. Sementara luas wilayah daratannya sebesar 61.237,50 kilometer persegi. Letak geografis Sulteng juga sangat menguntungkan sebab berada persis di tengah antara jarak menuju wilayah timur maupun barat Indonesia.
Selain itu, Sulteng menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Sulawesi yang memiliki empat wilayah pengelolaan perikanan, yaitu Selat Makassar, Teluk Tolo, Teluk Tomini, dan Laut Sulawesi. Hasil laut di Sulteng memiliki potensi besar pada jenis ikan konsumsi, seperti cakalang, tuna, tongkol, kembung, selar dan teri. Sedangkan nonikan ada cumi, sotong, teripang, dan udang.
Sepanjang tahun 2022, Sulteng mampu menghasilkan produksi perikanan tangkap laut sebanyak 196.143 ton dengan nilai produksi sebesar Rp5.082.515.315. Jumlah ini hanya meliputi ikan hasil tangkap laut dan belum termasuk biota laut lainnya serta budidaya atau keramba laut.
"Kami berkomitmen untuk berperan dan berkontribusi aktif dalam memajukan perikanan di Sulteng," katanya menegaskan.
"Ispikani merupakan wadah para insan sarjana perikanan, yang dimandatkan untuk menjalankan profesinya di bidang perikanan," kata Ketua Ispikani Sulteng Fadly Y Tantu di Palu, Kamis.
Dia menjelaskan organisasi harusnya dapat meningkatkan peran dan kontribusi dalam pembangunan perikanan di Indonesia khususnya di Sulteng. Akademisi Universitas Tadulako itu berharap dukungan dan sinergitas di kalangan pengurus dan anggota Ispikani Sulteng, serta komunikasi dan jejaring lintas stakeholder menjadi kunci untuk gerak organisasi ke depan.
"Luas perairan Sulteng melebihi luas daratan," ujarnya.
Luas perairan mencapai sekira 77.295,90 kilometer persegi, dengan garis pantainya membentang sejauh 7.010,60 kilometer. Jejeran pulaunya berjumlah 1.572. Sementara luas wilayah daratannya sebesar 61.237,50 kilometer persegi. Letak geografis Sulteng juga sangat menguntungkan sebab berada persis di tengah antara jarak menuju wilayah timur maupun barat Indonesia.
Selain itu, Sulteng menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Sulawesi yang memiliki empat wilayah pengelolaan perikanan, yaitu Selat Makassar, Teluk Tolo, Teluk Tomini, dan Laut Sulawesi. Hasil laut di Sulteng memiliki potensi besar pada jenis ikan konsumsi, seperti cakalang, tuna, tongkol, kembung, selar dan teri. Sedangkan nonikan ada cumi, sotong, teripang, dan udang.
Sepanjang tahun 2022, Sulteng mampu menghasilkan produksi perikanan tangkap laut sebanyak 196.143 ton dengan nilai produksi sebesar Rp5.082.515.315. Jumlah ini hanya meliputi ikan hasil tangkap laut dan belum termasuk biota laut lainnya serta budidaya atau keramba laut.
"Kami berkomitmen untuk berperan dan berkontribusi aktif dalam memajukan perikanan di Sulteng," katanya menegaskan.