Jakarta (ANTARA) - Yayasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama generasi muda berupaya semakin aktif berinovasi guna menghadirkan solusi permasalahan yang dihadapi melalui kompetisi Pikiran Terbaik Negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kompetisi tersebut merupakan bentuk kolaborasi antara BUMN dengan sektor swasta untuk menggaet generasi muda menyalurkan pikiran terbaiknya.
 
"Solusi inilah yang ingin ditawarkan oleh 20 inovator terbaik dalam program Pikiran Terbaik Negeri oleh Yayasan BUMN. Saya ucapkan selamat kepada para finalis. Program ini menyalurkan dana hibah Rp3 miliar, untuk mewujudkan gagasan menjadi inovasi yang solutif," kata Menteri Erick dalam acara Grand Final Pikiran Terbaik Negeri Yayasan BUMN, di Jakarta, Minggu.
 
Menurut dia, dengan adanya hadiah yang diterima tersebut, diharapkan mampu mengakselerasi kerja sama, sehingga skala bisnis yang dijajaki para pemenang bisa lebih berkembang lagi.
 
"Biasanya kalau funding awalnya sudah lebih baik, ya kita berharap juga ada partner-partner investasi yang bisa membuat mereka lebih besar lagi," katanya.
 
Lebih lanjut, Ketua Yayasan BUMN Syafuan mengatakan, setelah acara tersebut, para peserta masih akan melanjutkan program Pikiran Terbaik Negeri ini hingga tiga bulan mendatang, berupa implementasi proyek dan impact report.
 
Ia mengatakan, impact report akan berisi tentang pelaksanaan program dan proyeksi peningkatan dampak terhadap lingkungan sekitar.
 
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Yayasan BUMN kini sedang melakukan pemfokusan (refocusing) untuk mencari solusi terhadap tiga isu utama, yakni kesehatan ibu dan anak, kesehatan mental, serta kerusakan lingkungan.
 
"Kalau kita lihat memang hari ini Yayasan coba dengan melihat berbagai problem yang ada kita coba mau refocusing, coba mau fokus yaitu di masalah kesehatan ibu dan anak, kesehatan mental, lalu juga kerusakan lingkungan," kata Menteri Erick.
 
Dirinya menjelaskan, refocusing pada isu kesehatan ibu dan anak dilakukan Yayasan BUMN karena 149 juta anak di dunia mengalami stunting atau tengkes, dan 6,3 juta di antaranya berada di Indonesia.
 

 

Pewarta : Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024