Buol (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol, Sulawesi Tengah mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan terkait untuk terlibat aktif dalam melakukan percepatan penurunan stunting di daerah itu.
"Masalah stunting di Kabupaten Buol merupakan isu serius yang harus dihadapi secara komprehensif," kata dia.
Ia mengemukakan data yang ada sering kali tidak mencerminkan kenyataan, terutama ketika fokus hanya pada aspek administratif, tanpa menyentuh akar masalah.
Dadang menjelaskan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, harus berkomitmen kuat dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
"Pentingnya komitmen semua pihak untuk bekerja sama dalam pendekatan yang lebih konkret dan terukur guna menurunkan angka stunting, harapannya dapat menjadi langkah awal menuju pencapaian hasil yang signifikan dalam penanganan stunting di daerah," ujarnya.
Prevalensi stunting Sulawesi Tengah setiap tahun terus mengalami penurunan. Hingga 2023 mencapai 27,2 persen dari tahun 2022 sebesar 28,2 persen.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buol Dadang di Buol, Kamis, mengatakan permasalahan stunting di daerah itu menjadi salah satu isu serius yang harus segera diselesaikan bersama-sama.
"Masalah stunting di Kabupaten Buol merupakan isu serius yang harus dihadapi secara komprehensif," kata dia.
Ia mengemukakan data yang ada sering kali tidak mencerminkan kenyataan, terutama ketika fokus hanya pada aspek administratif, tanpa menyentuh akar masalah.
"Generasi muda tentunya harus bebas dari stunting untuk memastikan masa depan yang baik di Kabupaten Buol," ucapnya.
Ia mengatakan pentingnya keterlibatan orang tua dalam menangani stunting di Kabupaten Buol.
"Perlu ada aksi nyata untuk memanfaatkan dana yang telah disiapkan guna menurunkan angka stunting," ujarnya.
Dadang menjelaskan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, harus berkomitmen kuat dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
"Pentingnya komitmen semua pihak untuk bekerja sama dalam pendekatan yang lebih konkret dan terukur guna menurunkan angka stunting, harapannya dapat menjadi langkah awal menuju pencapaian hasil yang signifikan dalam penanganan stunting di daerah," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Buol, prevalensi stunting pada 2022 sebesar 32,7 persen naik 4,1 persen dibandingkan dengan pada 2021 sebesar 28,6 persen.
"Stunting di Buol untuk tahun 2023 mengalami penurunan dari tahun 2022 sebesar 32,7 persen menjadi 30,0 persen," katanya.
Prevalensi stunting Sulawesi Tengah setiap tahun terus mengalami penurunan. Hingga 2023 mencapai 27,2 persen dari tahun 2022 sebesar 28,2 persen.