Palu (ANTARA) -
Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat itulah yang cocok disematkan kepada Siswanto, petani kelapa sawit sukses yang bermitra dengan PT Sawit Jaya Abadi 2 (SJA2), Perusahaan Kelapa Sawit Group Astra Agro yang beroperasi di Pamona Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
 
Betapa tidak, rumahnya yang terbilang megah berdiri kokoh di Desa Lembontonara, Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Di rumahnya juga terparkir beberapa kendaraan pribadi, bukti kesuksesan berkat kegigihannya berkebun kelapa sawit.
 
“Sejak bermitra dengan PT SJA2, kami mendapatkan kredit pupuk, kredit bibit untuk tanam, ilmu-ilmu pemeliharaan kebun dan good agricultural practice, serta gathering dan workshop yang rutin diadakan setiap tahun,” ujar Siswanto melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Kamis.
 
Ia dan sekitar 20 orang petani lainnya membentuk kelompok Tani Bintoro anggota kelompok Tani Bintoro pada tahun 2017. Mereka mengaku sangat terbantu dengan program-program yang digulirkan PT SJA2. 
 
“Ketersediaan pupuk yang menjadi faktor penting dalam perawatan dapat kami peroleh dengan cara mencicil kepada perusahaan,” tambahnya.
 
Lika-liku hidupnya sangat menarik untuk dijadikan pelajaran. Pria 44 tahun yang berasal dari Demak, Jawa Tengah ini datang ke Sulawesi pada tahun 2002 Silam. Ia memulai perjuangan dengan berdagang pakaian jadi yang ia bawa dari Jawa dan Makassar. 
 
Sejak menetap di Morowali Utara (dahulu masih Kabupaten Morowali), hasil berjualan baju yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit, dibelikan tanah dan mulai belajar menanam sawit.
 
“Tahun 2004, saya mulai membeli lahan plasma milik masyarakat yang dijual. Kecil-kecil, ada yang 1 hektar, 2 hektar dan 5 hektar,” kenang Siswanto yang kini telah memiliki kebun sawit sekitar 30 hektar. 
 
Lalu, pada tahun 2016, Kelompok Tani Bintoro yang ia ketuai mulai bekerja sama dengan PT Agro Nusa Abadi (PT ANA), yang juga merupakan group Astra Agro yang beroperasi di Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara. Setelah pabrik kelapa sawit (PKS) PT Sawit Jaya Abadi 2 (SJA2) di Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso mulai beroperasi pada tahun 2017, Siswanto dan kelompoknya pindah kerja sama dari ANA ke SJA2.
 
Hal ini karena faktor jarak, kebun dan juga kediaman Siswanto beserta anggota kelompok taninya lebih dekat dengan PKS PT SJA2, yakni sekitar 45 kilometer saja. Berbeda cukup jauh dengan jarak yang ditempuh saat masih mengirim tandan buah segar (TBS) ke PT ANA yang harus menempuh lebih dari 100 kilometer.
 
Selain menyuplai TBS yang rata-rata bisa mencapai 2.000 Ton perbulan dari 80 hektar kebun sawit kelompoknya, Siswanto juga menjadi transportir (penyedia jasa angkutan) crude palm oil (CPO). Ada 3 unit kendaraan tangki CPO miliknya yang disewa oleh PT SJA2.
 
Ia juga memiliki usaha penyewaan alat berat yang biasanya diperlukan untuk membangun infrastruktur serta membuka lahan. Tak ayal, pundi-pundi yang ia kumpulkan dapat memenuhi segala kebutuhan keluarganya, bahkan melebihi apa yang ia bayangkan dahulu.
 
“Alhamdulillah, putra pertama saya kini sudah kuliah di Universitas Tadulako Palu, yang kedua mondok di Gontor sesuai keinginannya,” ungkap Siswanto yang dikaruniai 3 orang putra dan putri.
 
Saat ini, kelapa sawit memang merupakan hasil perkebunan terbesar di Sulawesi Tengah, mengalahkan komoditas pertanian lainnya seperti kelapa, kakao dan cengkeh. Kehadiran Perusahaan Kelapa Sawit di provinsi ini, menjadi salah satu faktor penting dalam berkembangnya perkebunan sawit rakyat. 
 
Siswanto adalah satu diantara sekian banyak petani kelapa sawit di Sulawesi Tengah yang sukses berkat kerja sama dengan perusahaan dan telah menikmati hasil jerih payah menanam tanaman yang berasal dari Afrika ini.
 
“Semoga kerjasama dengan PT SJA2 dapat terus berjalan baik, dan ke depan kami bisa menjadi mitra loyal serta memperoleh benefit dan reward secara berkala dari perusahaan,” harap petani yang kini dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulawesi Tengah ini.(*)

Pewarta : -
Editor : Mohamad Ridwan
Copyright © ANTARA 2024