Palu (ANTARA) -
Wiwit (17), seorang peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas Dua, berbagi kisah saat ia terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2023.
 
Ditemui pada Senin (7/10), Wiwit menceritakan pengalaman dirawat di Rumah Sakit Woodward Palu selama empat hari akibat penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. 
 
Meski sempat merasa khawatir, ia bersyukur karena seluruh proses pengobatannya terjamin berkat keikutsertaannya dalam program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
 
“Saya ingat betul bagaimana kondisi saya waktu itu. Saya mengalami demam tinggi hingga mencapai 39 derajat Celsius, badan lemas, dan ruam merah di kulit. Awalnya, saya pikir hanya demam biasa, tetapi setelah beberapa hari, gejalanya semakin memburuk. Orang tua saya akhirnya membawa saya ke rumah sakit dan ternyata saya didiagnosis terkena demam berdarah,” ujar Wiwit.
 
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, terutama di daerah tropis seperti Palu. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan bahkan mengancam jiwa.
 
“Setiap kali demam, tubuh saya rasanya sangat panas, tapi saat suhunya turun, justru badan saya terasa dingin. Fase itu sangat mengkhawatirkan karena saya merasa seperti sudah sembuh, padahal nyatanya saya masih dalam fase kritis,” tambahnya.
 
Saat menjalani perawatan di RS Woodward Palu, Wiwit menerima perawatan intensif untuk menjaga agar tidak mengalami dehidrasi, salah satu risiko yang sering dihadapi pasien DBD. 
 
Perawat rumah sakit dengan telaten memonitor suhu tubuhnya dan memberikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi. Pengobatan simptomatik seperti penurun demam juga diberikan untuk meredakan gejala.
 
“Kami sangat bersyukur karena semua pengobatan saya selama di rumah sakit ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Sebagai peserta JKN Kelas Dua, orang tua saya hanya perlu membawa kartu identitas dan semua proses berjalan lancar. Kami tidak khawatir lagi dengan biaya pengobatan, Pelayanan yang saya terima juga sangat baik dari mulai administrasi hingga perawatan,” ungkapnya.
 
Setelah tiba, petugas pendaftaran dengan sigap membantu orang tua Wiwit, memastikan bahwa semua dokumen yang diperlukan lengkap. 
“Pelayanan di rumah sakit sangat memuaskan. Setiap kali saya membutuhkan sesuatu, perawat dan dokter selalu siap membantu. Mereka sangat ramah dan profesional, membuat saya merasa lebih nyaman selama perawatan,” ujarnya.
 
Penyebaran penyakit DBD meningkat selama musim hujan, saat nyamuk Aedes aegypti lebih aktif berkembang biak di genangan air. Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk tersebut dapat menyebabkan berbagai tingkat keparahan. 
 
“Saya menyarankan siapa pun yang mengalami demam yang tidak kunjung turun untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan sampai menunggu hingga kondisinya memburuk,” tegasnya.
 
Beruntung bagi Wiwit, keanggotaannya dalam Program JKN memastikan bahwa ia menerima pengobatan yang dibutuhkan tanpa harus memikirkan beban biaya. 
 
Ia pun menyatakan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan yang telah memberikan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. 
 
“Saya berharap, bagi masyarakat yang belum menjadi peserta JKN harus segera mendaftar. Karena jaminan Kesehatan Ini sangat penting, terutama di saat-saat darurat seperti yang saya alami, penting untuk tidak meremehkan gejala awal dan segera mencari bantuan medis. saya berharap BPJS Kesehatan dapat terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya. (tm/aq)

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Mohamad Ridwan
Copyright © ANTARA 2024