Palu (ANTARA) -
Adib (23), seorang peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), baru-baru ini berbagi pengalamannya saat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan dirawat di Rumah Sakit Budi Agung selama satu minggu.
Ditemui pada Selasa (30/10), Adib menjelaskan bagaimana awalnya ia mengalami gejala DBD hingga harus dirawat pada bulan Januari 2023.
“Semua ini bermula ketika saya merasakan demam tinggi disertai nyeri otot yang luar biasa. Awalnya, saya tidak mengira ini adalah sesuatu yang serius. Saya sempat berpikir mungkin ini hanya flu biasa. Namun, saat muncul ruam di kulit dan kondisi saya semakin memburuk, orang tua akhirnya membawa saya ke UGD,” cerita Adib.
Di UGD, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan dan menyimpulkan bahwa ia terinfeksi virus dengue.
DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di daerah tropis, dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Menyadari betapa berbahayanya kondisi tersebut, Adib mulai merasakan kepanikan.
“Dokter menjelaskan bahwa DBD dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk perdarahan yang bisa mengancam nyawa. Saya merasa sangat takut, terutama mengetahui bahwa saya harus dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.
Selama di RS Budi Agung, Adib mendapatkan perawatan intensif. Dia dijaga dengan ketat oleh tim medis yang memastikan bahwa kondisinya tetap stabil.
“Perawat sangat profesional dan sigap. Mereka memantau suhu tubuh saya setiap saat dan memberikan cairan untuk mencegah dehidrasi, yang menjadi salah satu risiko utama bagi pasien DBD,” tambahnya.
Adib merasa sangat beruntung karena semua biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Adib menjelaskan bahwa ia hanya perlu membawa kartu identitas dan semua proses administrasi berjalan lancar.
Ia tidak perlu khawatir tentang biaya, dan itu sangat mengurangi beban pikirannya dan keluarga. Kendati mengalami masa-masa sulit, Adib merasakan dukungan yang luar biasa dari keluarga dan petugas medis.
“Setiap kali saya membutuhkan sesuatu, baik itu obat atau sekadar pertolongan, perawat dan dokter selalu siap membantu. Mereka menjelaskan setiap langkah perawatan dengan sangat baik, sehingga saya merasa lebih tenang,” katanya.
Penyebaran DBD biasanya meningkat selama musim hujan ketika nyamuk Aedes aegypti lebih aktif. Adib menyarankan masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala yang mungkin muncul.
“Saya ingin mengingatkan siapa pun yang mengalami demam tinggi atau gejala lain yang mencurigakan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan tunggu sampai keadaan semakin parah,” tegasnya.
Setelah menjalani perawatan selama seminggu, kondisi Adib mulai membaik. Ia merasa bersyukur dapat kembali ke aktivitas normalnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan. Program ini memberikan jaminan kesehatan yang sangat penting, terutama dalam situasi darurat seperti yang saya alami. Tanpa adanya JKN, mungkin saya akan menghadapi banyak kesulitan,” ungkapnya.
Adib pun berharap agar lebih banyak orang yang belum menjadi peserta JKN segera mendaftar, karena menurutnya Jaminan kesehatan sangat penting bagi semua orang.
“Kita tidak pernah tahu kapan kita akan membutuhkan layanan kesehatan, jadi sebaiknya kita mempersiapkan diri dari awal. BPJS Kesehatan memberikan layanan yang luar biasa, dan saya berharap mereka dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan untuk seluruh Masyarakat, jangan remehkan gejala awal yang mungkin terlihat sepele dan penting untuk segera mencari bantuan medis agar tidak menambah risiko yang lebih serius,” tutupnya. (tm/aq)