Palu (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Leok, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah membekali pelatihan kerajinan kayu bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) sebagai upaya mengembangkan potensi dan kemandirian mereka saat kembali ke lingkungan masyarakat.
 
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah (Sulteng) Hermansyah Siregar di Palu, Minggu, mengatakan program pembinaan kemandirian ini sejalan dengan program prioritas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, yaitu penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan.
 
"Pelatihan yang diberikan tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis dalam mengolah kayu, namun juga menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat berwirausaha," katanya.
 
Ia mengatakan melalui pelatihan ini, warga binaan mendapatkan keterampilan mengubah limbah kayu menjadi karya seni yang bernilai.
 
Petugas lapas bekerja sama dengan mitra eksternal membimbing dan mengasah kemampuan warga binaan untuk menciptakan produk-produk berkualitas dengan memanfaatkan limbah kayu jati, amara, linggua, dan dou.
 
"Berbagai produk kerajinan kayu, seperti baki dan asbak, kini menjadi bukti nyata transformasi diri mereka," ujarnya.
 
Pihaknya bangga dengan warga binaan yang membuktikan bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa dan hanya perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Produk hasil karya kerajinan warga binaan kemudian dipasarkan oleh pihak lapas dan kerap kali mengikuti pameran yang diselenggarakan pemerintah daerah setempat.
 
Hermansyah mengharapkan, keberhasilan program pembinaan kemandirian di Lapas Leok dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia.

Ia mengatakan program ini dapat menjadi contoh dalam mengembangkan program-program pembinaan kemandirian lainnya, guna menciptakan warga binaan yang siap menghadapi kehidupan di luar lapas dan rutan untuk kembali ke lingkungan masyarakat.
 
"Kami berharap melalui kegiatan ini, para warga binaan dapat memperoleh keterampilan yang berguna untuk kehidupan di masa depan, serta berkontribusi pada perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024