Palu (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah berupaya memperkuat program pembinaan dan pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan melalui sektor pertanian.

Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng Bagus Kurniawan di Palu, Rabu, mengatakan upaya tersebut diwujudkan salah satunya melalui kerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulteng.

“Sektor pertanian menjadi ruang nyata bagi kami untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional sekaligus memberikan manfaat langsung bagi warga binaan dan masyarakat,” katanya.

Menurut dia, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk memperkuat ekonomi kerakyatan di lingkungan pemasyarakatan.

Ia mengatakan, sektor pertanian menjadi ruang strategis bagi warga binaan untuk berlatih mandiri, produktif, sekaligus berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Ia juga menjelaskan, paradigma pembinaan di lingkungan pemasyarakatan kini mengarah pada pendekatan humanis dan korektif sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Nasional.

“Terobosan penting dalam KUHP baru ini adalah pengaturan pidana pokok berupa pidana pengawasan dan pidana kerja sosial. Ini sejalan dengan semangat pemasyarakatan yang tidak hanya menghukum, tetapi juga membina dan memulihkan,” katanya.

Ia melanjutkan bahwa di seluruh lapas dan rutan di Sulawesi Tengah saat ini terdapat sekitar 10 hektare lahan produktif yang dikelola warga binaan.

Lahan tersebut difokuskan pada pertanian dan peternakan dengan komoditas unggulan seperti jambu kristal, sapi, dan bebek.

“Melalui kerja sama ini, kami berharap Dinas TPH dapat mendukung dengan pendampingan teknis serta bantuan bibit agar hasilnya lebih optimal,” ujarnya.

Ia mengatakan hal ini juga merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo yang diterjemahkan melalui 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto.

Sementara itu, Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun mendukung langkah kolaborasi tersebut.

“Program pembinaan warga binaan melalui pertanian memiliki potensi besar dalam memperluas ekosistem pertanian rakyat dan membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Nelson mengatakan pihaknya siap bersinergi dalam berbagai bentuk dukungan, mulai dari pelatihan teknis, penyediaan bibit unggul, hingga pendampingan budidaya.

Menurut dia, kolaborasi tersebut tidak hanya berfokus pada sektor pertanian, tetapi juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kemandirian dan semangat produktif bagi warga binaan.

Ia mengharapkan, melalui kerja sama ini, dapat semakin memperkuat ketahanan pangan di daerah sekaligus menjadi sarana pemberdayaan sosial bagi warga binaan dan klien pemasyarakatan agar mampu bertransformasi menjadi pelaku usaha produktif setelah kembali ke masyarakat.


Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2025