Palu (ANTARA) - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) RI mengatakan pembinaan berbasis ekonomi kerakyatan menjadi salah satu strategi dalam menekan angka residivisme dan membuka peluang hidup yang lebih baik bagi para mantan warga binaan.

Direktur Pembimbingan Kemasyarakatan Kemenimipas RI Ceno Hersusetiokartiko menyampaikan hal tersebut secara daring pada kegiatan pelatihan dan sosialisasi kewirausahaan berbasis ekonomi kerakyatan bagi pembimbing kemasyarakatan, asisten pemasyarakatan, dan petugas pemasyarakatan Kanwil Ditjenpas Sulawesi Tengah di Palu, Rabu.

Ia mengatakan pelatihan kewirausahaan ini merupakan wujud komitmen bersama dalam memperkuat peran pembimbing kemasyarakatan dan petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan fungsi pembinaan, pembimbingan, dan pemberdayaan bagi klien pemasyarakatan dan warga binaan.

“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya membekali petugas dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, tetapi juga menanamkan semangat untuk menularkan nilai-nilai kemandirian, produk digital, serta tanggung jawab sosial kepada para klien yang sedang berproses menuju reintegrasi sosial,” katanya.

Ia mengatakan pendekatan ekonomi kerakyatan merupakan strategi penting untuk menekan angka residivisme dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang telah menyelesaikan masa pidana. 

Menurut dia, dengan membangun keterampilan dan jejaring usaha berbasis potensi lokal, klien pemasyarakatan dan warga binaan akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat secara mandiri.

“Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perubahan para pembimbing kemasyarakatan dari sekadar pengawasan menuju pemberdayaan yang berkelanjutan,” katanya.

Lebih lanjut ia menyebut, pembimbing dan asisten pembimbing kemasyarakatan harus menjadi agents of change atau fasilitator yang mampu mendorong transformasi sosial melalui pengembangan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun program pembinaan dan pemberdayaan yang kontekstual sesuai kebutuhan klien pemasyarakatan.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bank Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Bank BRI yang telah mendukung kegiatan ini melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). 

Menurut dia, dukungan tersebut merupakan contoh nyata sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dalam membangun ekonomi sosial yang inklusif dan berkeadilan.

Ia mengharapkan para peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, menjadikannya bukan hanya ruang belajar tetapi juga ruang berbagi pengalaman, ide, dan inovasi.

“Kita ingin setiap peserta pulang membawa semangat baru serta satu rencana nyata dalam membangun program pembinaan dan pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif yang diterapkan di unit kerja masing-masing,” katanya.


Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2025